Taiwan Jadikan Pertahanan Anti-Drone Prioritas Utama Hadapi Tiongkok

Ilustrasi Anadolu

Taiwan Jadikan Pertahanan Anti-Drone Prioritas Utama Hadapi Tiongkok

Muhammad Reyhansyah • 10 October 2025 05:41

Taipei: Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan menegaskan bahwa langkah menghadapi serangan drone dari Tiongkok kini menjadi salah satu prioritas utama dalam strategi pertahanan negara itu. Dalam laporan yang dirilis Kamis, 9 Oktober 2025, kementerian menyebut tengah melatih prajurit untuk menembak jatuh drone sekaligus mempercepat pengadaan sistem senjata anti-drone terbaru.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Taiwan telah mengembangkan strategi untuk mengenali dan menembak jatuh drone Tiongkok saat mereka mendekat, terutama di pulau-pulau terluar yang lebih dekat ke daratan Tiongkok dibandingkan pulau utama Taiwan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, Mayor Jenderal Sun Li-fang, mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya mengidentifikasi dan menggunakan sistem anti-drone paling efektif untuk menghadapi ancaman yang berkembang pesat.

“Pada dasarnya, perkembangan drone dan teknologi anti-drone berlangsung sangat cepat, dan setiap hari selalu ada kemajuan baru,” ujarnya. “Inilah salah satu fokus utama dalam kesiapan militer kami.”

Laporan itu juga menyoroti meningkatnya latihan militer Tiongkok yang mengelilingi Taiwan serta penggunaan taktik “grey zone” aksi non-militer langsung seperti patroli agresif dan operasi psikologis yang kini diperkuat dengan penggunaan drone.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok semakin sering mengerahkan kapal penjaga pantai dan tentara untuk latihan besar-besaran di sekitar Taiwan, bahkan sempat menaiki kapal nelayan Taiwan di perairan sekitar. Pada April lalu, Tiongkok melancarkan latihan militer mendadak di sekitar Taiwan sebelum mengumumkan latihan resmi sehari kemudian.

Kementerian Pertahanan Taiwan menilai bahwa Tiongkok telah “secara signifikan meningkatkan patroli kesiapan tempur gabungan, blokade laut dan udara, serta serangan tembakan terpadu” sebagai bagian dari persiapan kemungkinan blokade terhadap Taiwan.

Sebagai tanggapan, Taiwan menegaskan upaya anti-drone kini menjadi prioritas utama. Prajurit di pulau-pulau terluar juga dilatih melakukan latihan tembak malam untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan respons.

Hubungan dengan AS 

Mengutip dari Asahi Shimbun, Kamis, 9 Oktober 2025, Pemerintah Taiwan berkomitmen memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat (AS), yang menjadi sekutu tidak resmi terbesarnya di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan Beijing.

Namun, pendekatan Presiden AS Donald Trump terhadap Taiwan berbeda dari pemerintahan sebelumnya. Taiwan sempat membatalkan rencana singgah Presiden Lai Ching-te di AS pada Juli lalu, yang menurut laporan dipengaruhi oleh keberatan dari pemerintahan Trump, sebuah langkah yang dinilai banyak pengamat sebagai kemenangan diplomatik bagi Tiongkok.

Trump juga mendesak Taiwan untuk meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 10% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh di atas tingkat pengeluaran pertahanan AS maupun sekutunya.

Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo pada Rabu menegaskan komitmen untuk menaikkan anggaran pertahanan menjadi sekitar 5% dari PDB, dari sebelumnya sekitar 3%.

Sementara itu, Mayor Jenderal Liu Wenjing, Direktur Divisi Riset Strategis dan Analisis di Departemen Perencanaan Perang Taiwan, mengatakan bahwa kerja sama dengan AS telah lama difokuskan pada upaya menjaga keamanan dan perdamaian regional.

“Kami akan terus memperkuat hubungan kerja sama melalui mekanisme pertukaran yang sudah ada,” ujarnya.

Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, pada Februari lalu Taiwan menandatangani kontrak senilai 761 juta dolar AS dengan Washington untuk pembelian sistem pertahanan udara yang dirancang khusus guna menghadapi ancaman drone.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)