Culture by Design eksplorasi mendalam atas karya, filosofi, dan nilai-nilai budaya dalam desain dan seni. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 18 April 2025 12:15
Jakarta: Dalam sesi screening serial Culture by Design yang digelar di Salihara Arts Center, Kamis 17 April 2025, para seniman Indonesia yang terlibat dalam program ini ditanya satu pertanyaan sederhana namun reflektif: “Apa yang ingin Anda tinggalkan dari karya Anda setelah Anda tiada?”
Pertanyaan itu disambut dengan keheningan sesaat sebelum masing-masing seniman berbagi jawaban yang menyentuh tentang cinta, kegagalan, nilai hidup, dan keberlanjutan.
Seniman visual Eko Nugroho menjawab singkat namun penuh makna. “Saya hanya ingin membagikan cinta kepada generasi berikutnya. Karena seni itu sendiri adalah cinta,” ujar Eko Nugroho.
Ia menyebut bahwa karya seni akan terus hidup selamanya, bahkan ketika penciptanya hanya tinggal nama.
“Tidak ada elemen lain dalam seni selain cinta. Seni dari sini akan selalu ada di sana. Kita sebagai nama hanya akan tinggal sebagai nama, tapi cinta itu yang akan terus terpantul,” tambah Eko.
Anthony Burke menyebut bahwa pembicaraan tentang cinta seringkali menjadi hal yang sulit dibahas di ruang publik.
Josephine “Obin” Komara menyebut dirinya seorang pencinta yang hanya ingin “melakukan hal-hal indah dan berpikir hal-hal yang indah.”
Sementara itu, Dyah Retno Fitriani justru memilih untuk mewariskan kegagalannya.
“Kegagalan membuat orang belajar, mengevaluasi, dan tertarik,” kata Dyah.
Ia juga mewariskan metode kerja dan nilai keberlanjutan yang bisa hidup dalam masyarakat.
(Muhammad Reyhansyah)