Menag: 1 Muharam Momentum Transformasi Spiritual, Intelektual, dan Sosial

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Dok. Kementerian Agama

Menag: 1 Muharam Momentum Transformasi Spiritual, Intelektual, dan Sosial

Achmad Zulfikar Fazli • 27 June 2025 11:14

Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Peringatan 1 Muharam 1447 Hijriah Tingkat Kenegaraan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis, 26 Juni 2025. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak umat Islam merefleksikan makna hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai momentum transformasi spiritual, intelektual, dan sosial.

“Bagaimana kita menghayati apa hikmah di balik hijrahnya Rasulullah SAW? Ada hijrah fisik, hijrah intelektual, spiritual, hijrah dari segi waktu, hijrah dari prestasi,” ujar Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta, dilansir pada Jumat, 27 Juni 2025.

Dia mengungkapkan hijrah bukan hanya peristiwa perpindahan geografis dari Makkah ke Madinah. Tetapi awal dari perubahan besar dalam sejarah umat manusia, dari kegelapan menuju pencerahan peradaban.

“Apa artinya kita memperingati Muharam kalau terjadi penurunan degradasi kualitas individu,” tegas dia.

Menurut Menag, keputusan para sahabat Nabi untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai dasar kalender Islam menunjukkan betapa agungnya momen tersebut dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW.

“Banyak pilihan yang ditawarkan saat itu di masa pemerintahan Umar bin Khattab terkait kalender atau penanggalan umat Islam. Lalu Sayyidina Ali mengusulkan agar hijrahnya Rasulullah SAW. Para sahabat pun menyepakati,” jelas dia.
 

Baca Juga: 

Menag: Hijrah Tak Sekadar Pindah Tempat, Tapi dari Gelap ke Terang


Dia juga menyinggung relevansi hijrah dengan kehidupan modern. Hijrah menjadi ajakan untuk selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu, dari kondisi stagnan menuju kemajuan yang penuh makna.

“Kalau ada di antara kita di sini diberikan umur panjang oleh Allah, bisa hidup pada tahun 2.526 Masehi, maka itu juga akan bertepatan dengan 2.526 Hijriah,” tutur dia.

Hijrah Meninggalkan Segala Keburukan


Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menjelaskan hijrah mengandung makna spiritual yang mendalam sebagai proses meninggalkan segala bentuk kemaksiatan menuju akhlak yang lebih mulia.

“Hijrah berarti meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela menuju kepada perbuatan dan akhlak yang mulia,” terang dia.

Dia mengungkapkan dimensi sosial dari hijrah, terutama dalam menjaga keberlangsungan kehidupan dan keadilan sosial, termasuk menjauhi perbuatan merusak dan korupsi.

“Saya mengutip dari Muhammad Asad dalam The Message of the Qur’an, ia menerjemahkan laa tufsidu fil ardi dengan terjemahan ‘jangan berbuat korupsi di muka bumi’,” ujar dia.

Peringatan 1 Muharam 1447 Hijriah Tingkat Kenegaraan digelar Kementerian Agama dalam rangkaian program “Peaceful Muharam 1447 H.” Peringatan itu dihadiri sejumlah Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, sejumlah duta besar negara sahabat, pimpinan ormas Islam, para pejabat Kementerian Agama,  dan masyarakat umum.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)