Elon Musk. (EFE-EPA/Carina Johansen/FILE)
Riza Aslam Khaeron • 25 February 2025 11:02
Washington DC: Gedung Putih menegaskan bahwa email yang dikirimkan oleh Elon Musk kepada jutaan pegawai federal pada Sabtu, 23 Februari 2025, bersifat sukarela dan bukan sebuah perintah yang mengikat secara hukum.
Email tersebut meminta pegawai pemerintah untuk menjelaskan lima tugas yang mereka lakukan dalam seminggu terakhir atau berisiko kehilangan pekerjaan mereka.
Melansir New York Times (NYT) pada Senin, 24 Februari 2025, para pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa "menjawab email Musk bersifat sukarela" dan "tidak ada dampak terhadap pekerjaan jika pegawai memilih untuk tidak merespons." Hal ini disampaikan oleh Office of Personnel Management (OPM) yang bertanggung jawab atas kebijakan kepegawaian federal.
Email Musk yang dikirim dengan subjek "apa yang kamu lakukan minggu lalu?" menyebabkan kegaduhan di berbagai instansi pemerintahan, dengan beberapa lembaga secara cepat mengirimkan pemberitahuan internal yang menegaskan bahwa pegawai mereka tidak diharuskan untuk merespons.
Mengutip NYT pada Senin, 24 Februari 2025, Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat (HHS) menyatakan dalam email internal kepada pegawainya bahwa "tidak ada ekspektasi bahwa pegawai HHS perlu merespons kepada OPM, dan tidak ada dampak terhadap pekerjaan jika memilih untuk tidak merespons."
Selain itu, mereka memperingatkan bahwa "siapa pun yang ingin menjawab harus berasumsi bahwa apa yang mereka tulis bisa dibaca oleh aktor asing yang berniat jahat."
Meskipun demikian, Presiden Donald Trump memuji permintaan Musk sebagai "genius" dalam kunjungannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, seraya menambahkan bahwa pegawai yang tidak menanggapi dapat "setengah-dipecat" atau "dipecat."
Baca Juga: Sejumlah Lembaga AS Tolak Perintah Elon Musk, Pegawai Diminta Tak Tanggapi |