Rekrutmen Eks Pegawai Lion Air Bikin Karyawan Garuda Ngambek

Ilustrasi Garuda Indonesia potong gaji karyawan - - Foto: dok MI/Panca Syurkani.

Rekrutmen Eks Pegawai Lion Air Bikin Karyawan Garuda Ngambek

Husen Miftahudin • 20 March 2025 12:04

Jakarta: Kebijakan terbaru PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menuai polemik. Serikat Karyawan Garuda Indonesia melayangkan protes keras terhadap keputusan direksi yang merekrut 14 mantan karyawan Lion Air ke dalam manajemen.

Keputusan ini dinilai tidak transparan, berpotensi melanggar prinsip Good Corporate Governance (GCG), serta menimbulkan ketidakadilan bagi karyawan internal.

Serikat karyawan yang terdiri dari Asosiasi Pilot Garuda (APG), Serikat Karyawan Garuda Indonesia (SEKARGA), dan Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) menyatakan rekrutmen ini mengabaikan SDM internal yang telah lama mengabdi bagi perusahaan.

Pada 5 Maret 2025, serikat karyawan resmi mengirimkan surat kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan. Mereka menuntut agar 14 eks Lion Air tersebut dinonaktifkan. Namun, hingga saat ini tidak ada tanggapan dari manajemen.

Menurut serikat karyawan, rekrutmen ini tidak hanya dilakukan secara tertutup, tetapi juga menciptakan potensi konflik kepentingan.

"Kami mempertanyakan dasar keputusan ini. Apakah benar-benar untuk kepentingan perusahaan atau ada agenda lain?" ucap Presiden Asosiasi Pilot Garuda dan juga Ketua Sekretariat Bersama Capt. Ruli Wijaya, dikutip dari pernyataan tertulis, Kamis, 20 Maret 2025.
 

Baca juga: Penumpang Garuda Group Diprediksi Naik 8% pada Mudik Lebaran 2025


(Ilustrasi Garuda Indonesia. Foto: Garuda Indonesia)
 

Saham merosot, kepercayaan publik menurun


Selain memicu ketegangan internal, polemik ini juga berdampak langsung pada pasar. Pada 18 Maret 2025, saham Garuda Indonesia anjlok ke Rp33 per lembar, level terendah dalam sejarahnya. Kepercayaan investor dan publik terhadap maskapai nasional ini semakin tergerus.

Serikat karyawan mendesak direksi segera bertindak transparan dan menghentikan kebijakan yang berpotensi merusak stabilitas perusahaan.

"Garuda harus kembali kepada prinsip profesionalisme, bukan kepentingan kelompok tertentu," tegas salah satu perwakilan serikat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)