Kolam Rentensi Rancabolang, salah satu upaya Pemkot Bandung untuk mengatasai banjir di wilayah timur.
Roni Kurniawan • 1 November 2025 22:10
Bandung: Pemerintah Kota Bandung memperkuat langkah mitigasi bencana untuk menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir tahun 2025. Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir, genangan, dan longsor di kawasan rawan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menekankan penanganan banjir tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga kesiapsiagaan warga. "Pemkot Bandung tengah melakukan perbaikan besar-besaran terhadap sistem drainase hingga akhir tahun ini sebagai bagian dari solusi struktural. Kami juga menyiapkan kanal baru, kolam retensi, pelebaran saluran, dan sumur imbuhan," ujar Farhan di Bandung, Sabtu, 1 November 2025.
Farhan mengeluarkan larangan keras terhadap pembangunan liar di bantaran sungai. "Banyak saluran air tersumbat bahkan tertutup bangunan. Itu tidak boleh dibiarkan. Penertiban akan dilakukan agar sistem aliran air kembali normal," tegasnya.
Selain pembangunan fisik, Pemkot Bandung memperkuat pemberdayaan masyarakat. Farhan meminta setiap RW mengaktifkan relawan siaga bencana, sistem peringatan dini, dan ronda lingkungan. "Drainase bisa kita benahi bertahap, tapi kewaspadaan warga harus berjalan mulai sekarang," tambahnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan Pemkot telah menempatkan 27 titik rumah pompa di wilayah rawan banjir. Saat ini terdapat 15 kolam retensi yang berfungsi, dengan target meningkat menjadi 30 titik pada 2025.
"Tahun depan kami anggarkan pembangunan dua kolam retensi tambahan. Kolam yang sudah beroperasi sejauh ini terbukti mampu mengurangi genangan secara signifikan," beber Erwin.
Pemkot juga menggencarkan Program 'Mapag Hujan', yaitu kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam membersihkan saluran air. "Kami libatkan warga agar drainase tetap bersih. Ini bukan hanya urusan pemerintah, tapi tanggung jawab bersama," ungkap Erwin.
Pemeriksaan dan perawatan pohon tua di ruas jalan utama juga dilakukan secara berkala untuk mencegah pohon tumbang akibat angin kencang. "Kami fokus di ruas-ruas seperti Jalan Sudirman dan kawasan Balai Kota yang banyak pohon tua," tandas Erwin.