Ilustrasi. Medcom
Indriyani Astuti • 29 October 2025 11:15
Jakarta: Kunci kemakmuran Indonesia terletak pada sumber daya yang dapat dikelola dan dinikmati oleh bangsa sendiri, khususnya di bidang pangan. Oleh karena itu, semua pihak harus berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara swasembada pangan dan eksportir pangan utama dunia.
”Saya berhitung, lima tahun ke depan kita tidak hanya swasembada pangan. Tetapi juga menjadi eksportir pangan untuk dunia. Kita akan menjadi lumbung pangan dunia,” ujar Ketua Dewan Penasehat JHL Merah Putih Kasih (JHL Foundation) Jerry Hermawan Lo, Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.
Hal ini disampaikan Jerry Hermawan saat memberikan kuliah umum di kalangan civitas akademika Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan. Dia juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara JHL Foundation, Rektor Unhas Jamaluddin Jompa, serta kesepakatan kerja sama dengan Dekan Fakultas Pertanian.
Dia mafhum sedari dulu, negara tegas memberi ruang partisipasi kepada warga negara yang mampu dan memiliki komitmen untuk turut serta dalam pembangunan. Tidak terkecuali dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, yang butuh solusi jitu dan peran serta banyak pihak.
Di bawah payung JHL Foundation, pihaknya memiliki visi dan misi besar, yakni mencetak 1.000 sarjana pertanian. Hal tersebut penting mengingat kondisi riil Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah.
”Sayangnya, lahan-lahan pertanian yang sangat luas ini masih belum digarap dengan baik. Bahkan, salah dalam mengelolanya. Belum lagi, banyak anak muda yang tidak mau menjadi petani. Karena hidup petani saat ini masih jauh dari sejahtera,” ujar dia.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr. Ir Jamaluddin Jompa, menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan JHL Merah Putih Kasih atas pemberian 100 beasiswa untuk mahasiswa Unhas.
“Kisah hidup seorang Jerry Hermawan Lo sungguh sangat inspiratif,” ujar .
Mahasiswa Rampi Dapat Beasiswa
Ketua Dewan Penasehat JHL Merah Putih Kasih (JHL Foundation) Jerry Hermawan Lo (kelima dari kiri) dalam penandatanganan MoU penyerahan beasiswa untuk 50 mahasiswa Universitas Hassanuddin. Dok. Istimewa
Atas rekomendasi PT Kalla Arebamma, mahasiswa asal Rampi mendapat alokasi beasiswa dari Yayasan JHL Merah Putih Kasih sebanyak 50 orang dari 100 beasiswa yang diterima Unhas. Secara simbolis, 50 beasiswa diterima dengan diwakili oleh Herman Lasoru, Tokey Tongko Majelis Adat Rampi.
Rampi adalah sebuah kecamatan sangat terpencil dan terisolir, terletak di Kab. Luwu Utara, Sulawesi Selatan, luas 1.565,66 km2, dan terdiri enam desa, yaitu Onondowa, Sulaku, Leboni, Tedeboe, Dodolo, dan Rampi. Jumlah penduduknya sebanyak 3.164 jiwa, terdiri 1.600 laki-laki dan 1.464 perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk 2 jiwa/km2.
Secara geografis, Rampi terletak di kawasan pegunungan Kambuno, dengan jalan menanjak setinggi 2.000 meter dari Masamba. Kemudian menurun sekitar 1.000 meter. Topografi yang berbukit-bukit membuat pembangunan infrastruktur jalan menjadi sulit dan buruk, dengan aksesibilitas terbatas. Hal ini telah menyebabkan fasilitas jalan eksisting sangat tidak memadai, sulit dilalui, hanya bisa dijangkau dengan moda transportasi tertentu seperti kendaraan khusus atau bahkan melalui jalur sungai.
Jarak dari Desa Onondowa yang menjadi Ibu kota Rampi, menuju Masamba kira-kira 86 km, dengan akses jalan yang ekstrem sulit dijangkau. Karena letaknya yang terpencil, Rampi memiliki sarana dan fasilitas kesehatan masih sangat terbatas. Satu Puskesmas di Desa Sulaku, dengan tiga Puskesmas Pembantu, yaitu Pustu Leboni, Pustu Onondowa, Pustu Tedeboe, serta dua Poskesdes Dodolo dan Poskesdes Rampi. Listrik non-PLN hanya memiliki 715 pelanggan.