Menteri Hukum dan Keadilan Tegaskan Pakistan Akan Menahan Diri Hindari Konflik

Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan Aqeel Malik Sahib di Kedubes Pakistan Jakarta. Foto: Metrotvnews.com

Menteri Hukum dan Keadilan Tegaskan Pakistan Akan Menahan Diri Hindari Konflik

Fajar Nugraha • 16 May 2025 00:57

Jakarta: Gencatan senjata antara Pakistan dan India saat ini masih berlangsung. Namun ancaman perang dari kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu tetap terbuka.

Bagaimana Pakistan memastikan ketegangan dengan India tidak memperlakukan atau menyalahgunakan senjata nuklir yang dimiliki kedua negara itu. Menteri Hukum dan Keadilan Pakistan Aqeel Malik Sahib menjawab pertanyaan itu.

“Saya pikir salah satu hal yang juga ingin saya tekankan bahwa dengan dugaan lokasi teroris yang diklaim telah dibongkar atau dinetralisir oleh India, sebenarnya wanita, anak-anak, dan orang tua yang telah kehilangan nyawa mereka,” ujar Menteri Aqeel Hakim di Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Kamis 15 Mei 2025.

“31 orang, seorang anak berusia tujuh tahun, Anda tahu, tentu saja dicap sebagai teroris oleh otoritas India, yang sangat memalukan bagi mereka,” imbuh Menteri Aqeel.

Menurut Menteri Aqeel, India telah menegaskan telah menyoroti dan menekankan pentingnya menahan diri dari kedua belah pihak, dan tentu saja Pakistan memilih untuk menahan diri, yang merupakan saat-saat terakhir, hingga tiba saatnya mereka membela diri.

“Kami harus menggunakan hak untuk membela diri, yang telah kami lakukan. Jadi, jelas Anda pasti telah melihat pernyataan yang keluar dari pihak India juga, bahwa jika Pakistan memilih untuk tidak menanggapi atau melangkah lebih jauh, maka kami juga akan abstain,” ujarnya.

“Namun, kita semua tahu bahwa gencatan senjata sudah berlaku sekarang, dan kami mematuhi semua ketentuan gencatan senjata yang telah ditetapkan,” tegas Menteri Aqeel.

Bagi Aqeel, negaranya hanya menanggapi sesuai dengan pembelaan diri dan hak untuk membela diri dan mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam gencatan senjata, dan Pemerintah Pakistan menjelaskan kepada seluruh masyarakat internasional bahwa  mereka adalah negara yang bertanggung jawab yang memilih untuk menahan diri dari tindakan semacam itu. Tetapi akan menanggapi jika menyangkut kedaulatan dan integritas teritorial negara.

Jadi, bagi Menteri Aqeel, Pakistan akan mematuhi ketentuan gencatan senjata yang lebih luas. Selain itu Menteri Aqeel tidak melupakan peran Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai semacam perantara.

Mengenai gencatan senjata menurut Menteri Aqeel, ini bukan rahasia lagi bagi semua negara, karena jelas Presiden Trump yang mengumumkan gencatan senjata. Tetapi pada saat yang sama, Aqeel merasa tingkat dukungan, tingkat masukan dari negara-negara lain yang telah menjadi penengah, baik itu Qatar, Tiongkok, Turki, Azerbaijan, Inggris, atau dunia pada umumnya.

“Dan saya rasa semua pihak yang berunding dan menjadi penengah ini, mereka memahami betapa seriusnya situasi ini. Jadi semua upaya mereka digabungkan dan kemudian terwujud menjadi gencatan senjata,” ucap Menteri Aqeel.

“Jadi kami sangat menghargai dukungan yang telah kami dapatkan dari semua negara ini. Jika saya tidak dapat menyebutkan atau menyebutkan nama secara spesifik, saya mohon maaf, tetapi pada saat yang sama, kami menghargai dan menghargai dukungan yang telah kami terima dari komunitas internasional,” ungkapnya.

Dalam hal memastikan gencatan senjata dan bertindak secara bertanggung jawab, saya pikir perilaku kita berbicara sendiri, bahwa kita telah melakukan pengendalian diri secara maksimal, meskipun faktanya kita telah diprovokasi berkali-kali, tidak hanya dengan memulai dengan tuduhan ini, tetapi juga kemudian beralih ke serangan sebenarnya di tanah kita.

Pakistan akhirnya memilih untuk melakukan pengendalian diri secara maksimal, dan dunia benar-benar melihatnya. Jadi kebohongan telanjang yang disajikan oleh India, yang merupakan pihak lain, tentu saja, sekarang kebohongan mereka sebenarnya telah tertangkap oleh masyarakat internasional.

Selama di Indonesia Menteri Aqeel lakukan pertemuan dengan beberapa tokoh penting. Aqeel berada di Indonesia dalam rangka Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19.

Menteri Aqeel sempat bertemu dengan Ketua DPR RI Puan Maharani. Puan menurut Aqeel telah menjadi tuan rumah yang sangat baik untuk seluruh acara ini.

Jadi diskusi yang telah kami lakukan dengannya dan kami mengucapkan terima kasih kepadanya, itu adalah kesempatan di mana kami benar-benar berkesempatan untuk tidak hanya berterima kasih kepadanya karena telah menjadi tuan rumah yang baik dan telah menjamu kami di Jakarta, tetapi juga kami telah menyatakan minat kami untuk membawa diplomasi parlementer ke tingkat berikutnya.

“Jadi, tentu saja, kami sedang mendiskusikan rancangan kami, dan kami juga berkesempatan bertemu dengan presiden (Prabowo), jadi bertemu dengannya di sana pada sesi tersebut, dan juga, tentu saja, itu adalah kesempatan yang luar biasa untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)