Unit perahu karet untuk penanganan bencana alam milik BPBD Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. ANTARA/HO-BPBD Muratara
Whisnu Mardiansyah • 11 December 2025 18:10
Palembang: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan (Sumsel) menyatakan lima daerah telah menetapkan status siaga bencana untuk mengantisipasi potensi banjir dan tanah longsor selama puncak musim hujan. Kelima daerah tersebut adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), dan Kabupaten Banyuasin.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, menjelaskan penetapan status ini penting untuk mempercepat dan mempermudah koordinasi tanggap darurat, baik antarkabupaten/kota maupun dengan pemerintah provinsi dan pusat.
"Kita harapkan secepatnya daerah lain menaikkan status, khususnya wilayah yang rawan banjir seperti Lubuklinggau, Mura, Muratara, Lahat, dan lainnya," kata Iqbal di Palembang seperti dilansir Antara, Kamis, 11 Desember 2025.
Iqbal menambahkan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan di wilayah Sumsel diprakirakan terjadi pada periode Desember 2025 hingga Maret 2026. Menyikapi hal ini, pemerintah provinsi juga sedang memproses penetapan status siaga bencana di tingkat provinsi.
"Dalam rapat koordinasi lintas sektoral Kamis, 4 Desember sudah disepakati bersama untuk menaikkan status di Sumsel. Tinggal lagi menunggu proses untuk penetapan Surat Keputusan (SK)-nya oleh gubernur," jelas Iqbal.
.jpg)
Proses pencarian korban banjir bandang di Padang Panjang, Sumatra Barat. (Metro TV/ Amfreizer)
Proses administrasi untuk SK Gubernur tersebut saat ini telah berada di Biro Hukum Pemerintah Provinsi Sumsel. Iqbal optimistis status siaga tingkat provinsi akan segera resmi berlaku.
"Saat ini proses SK provinsi sudah di biro hukum, mudah-mudahan segera keluar. Insyaallah sekitar pekan depan Sumsel sudah status siaga," pungkasnya.
Langkah antisipatif ini diharapkan dapat meminimalisir dampak dan meningkatkan kesiapsiagaan semua pihak dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang kerap melanda wilayah Sumsel selama musim penghujan.