Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 10 December 2025 14:33
Jakarta: Pengguna iPhone kerap dibuat khawatir ketika perangkat tiba-tiba mati sendiri, restart berulang, atau macet di logo Apple tanpa alasan yang jelas. Gejala ini bisa jadi disebabkan oleh "Panic Full", sebuah laporan teknis internal yang merekam error kritis pada level perangkat keras (hardware) iPhone.
Dilansir dari laman iseven, panic full adalah log sistem yang mendokumentasikan crash atau kegagalan fatal, mirip dengan blue screen of death pada komputer Windows, namun dalam bentuk berkas teks diagnostik.
File log ini biasanya tersimpan di menu Settings > Privacy > Analytics & Improvements > Analytics Data dengan nama seperti panic-full-xxxx.log, yang berfungsi sebagai peta kerusakan untuk membantu teknisi mengidentifikasi sumber masalah dengan akurat.
Panic full umumnya terjadi akibat sejumlah faktor. Sistem dapat gagal mendeteksi komponen penting seperti baterai, sensor, IC daya (PMIC), atau CPU, sehingga muncul log bertanda missing sensor(s).
Korsleting pada papan utama atau logic board juga dapat memicu tegangan tidak stabil dan menyebabkan perangkat mati mendadak atau bootloop, biasanya ditandai dengan tulisan no successful checkin from thermalmonitors.
Selain itu, kerusakan IC baseband maupun PMIC sering menyebabkan perangkat restart berkala dan menjadi panas. Meski lebih jarang, bug pada perangkat lunak atau sistem iOS juga bisa menimbulkan crash yang menghasilkan log panic.

(Ilustrasi. Foto: Dok Apple)
Kenali gejala berikut sebelum memeriksa log:
Anda dapat memeriksa sendiri apakah iPhone menyimpan log Panic. Berikut langkah-langkahnya:
Setelah perbaikan dilakukan, beberapa langkah pencegahan disarankan untuk mengurangi risiko panic full muncul kembali, seperti menggunakan charger dan kabel asli Apple, menghindari penggunaan saat perangkat terlalu panas, melakukan pembaruan iOS secara berkala, serta menjaga perangkat dari benturan keras.
Memahami dan memeriksa log panic full merupakan langkah penting untuk diagnosis yang tepat. Bila gejala tetap muncul setelah langkah pemulihan berbasis perangkat lunak dilakukan, kemungkinan besar kerusakan berada pada perangkat keras.
Dalam kondisi tersebut, disarankan membawa perangkat ke pusat servis resmi atau teknisi ahli yang dapat membaca log dan melakukan perbaikan secara tepat tanpa metode coba-coba. (Muhammad Adyatma Damardjati)