Trump Ancam Serangan Darat Terhadap Pengedar Narkoba di Amerika Latin

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meningkatkan kampanye pemerintahannya terhadap dugaan jaringan perdagangan narkoba, seraya mengumumkan rencana untuk segera melakukan serangan terhadap target berbasis darat di seluruh Amerika Latin.

Selama pertemuan Kabinet Gedung Putih, Trump mendeklarasikan, bahwa siapa pun yang melakukan perdagangan narkoba dan menjualnya ke AS, akan menjadi sasaran serangan. Ia mengisyaratkan perluasan signifikan dari kampanye yang sebelumnya difokuskan pada pencegahan maritim.

“Serangan darat akan jauh lebih mudah daripada operasi berbasis laut,” ujar Trump, seperti dikutip Yeni Safak, Rabu 3 Desember 2025.

Trump juga mengklaim, bahwa ia memiliki intelijen rinci mengenai rute dan lokasi para pengedar. Menanggapi pertanyaan mengenai kampanye serangan darat yang terbatas di Venezuela, Trump menegaskan tidak hanya Venezuela, tetapi menujuk negara tersebut sebagai yang sangat buruk.

Ancaman tersebut menyusul penambahan signifikan kekuatan militer AS di Amerika Latin, termasuk pengerahan Marinir, kapal perang, dan pesawat. Hal ini memicu spekulasi tentang potensi intervensi langsung di Venezuela. 

Ancaman serangan yang diperluas, memicu ketegangan dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, yang berulang kali dituntut Trump untuk menyerahkan kekuasaan. AS telah melakukan lebih dari 20 serangan maritim sejak September, mengakibatkan puluhan korban berjatuhan.

Trump baru-baru ini mengakui adanya percakapan dengan Maduro, tetapi ia tidak memberikan rinciannya. Sikap tersebut membingkai perdagangan narkoba sebagai ancaman keamanan nasional yang membenarkan aksi militer lintas batas, sebuah kebijakan yang berisiko melanggar hukum internasional dan kedaulatan negara lain.

Dalam pertanyaan yang sama, Trump melontarkan tuduhan provokatif terhadap Kolombia mengenai pabrik pembuatan kokain yang dijual kepada AS. Komentar sinis semacam itu akan memperkeruh hubungan diplomatik dan menggarisbawahi pendekatan konfrontatif luas yang diterapkan Trump terhadap kawasan tersebut.

(Kelvin Yurcel)