Kemenkes Tingkatkan Deteksi Dini Cegah Penyebaran Mpox

Ilustrasi pengawasan/Medcom.id

Kemenkes Tingkatkan Deteksi Dini Cegah Penyebaran Mpox

Media Indonesia • 2 September 2024 13:32

Jakarta: Kementerian Kesehatan terus meningkatkan status kewaspadaan dan pendeteksian dini terkait kasus cacar monyet atau Mpox. Berbagai tempat kedatangan internasional seluruh Tanah Air dipantau.

Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Achmad Farchany Tri Adryanto mengatakan pihaknya belum melakukan pembatasan perjalanan. Khususnya, untuk ke negara lain atau daerah tertentu.

“Surveilans di pintu masuk negara maupun di wilayah terus dilaksanakan, kesiapan tata laksana kasus, juga meningkatkan promosi kesehatan khususnya terhadap kelompok-kelompok berisiko tinggi,” jelasnya kepada Media Indonesia pada Senin, 2 September 2024.
 

Baca: Polri Siagakan Satgas Khusus Antisipasi Cacar Monyet di KTT IFF dan HLF MSP

Achmad mengatakan sejak 2022 hingga 1 September 2024, total kasus mpox di Indonesia mencapai 88 orang dengan kategori clade II-b.

“Tidak ada penambahan jumlah kasus di luar 88 orang tersebut, semuanya clade II-b dengan rentang usia 18 - 50 tahun yang didominasi usia 30 - 39 tahun,” jelasnya.

Achmad menjelaskan bahwa 88 orang tersebut telah melewati masa pengobatan dan pulih di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan.

“Pasien tersebut merata yaitu di Kepulauan Riau (1), Banten (9), Jakarta (59), Jawa Barat (13), DIY (3) dan Jawa Timur (3). Semua ke 88 pasien mpox telah sembuh,” ungkapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP, Edy Wuryanto meminta agar pemerintah tak menganggap sepele penyakit cacar monyet ini usai terdeteksi di negara-negara tetangga, termasuk Singapura.

“Belajar dari Covid-19, pemerintah tidak boleh menganggap enteng penyakit ini agar tetap waspada. Sementara 88 kasus Mpox di Indonesia baru melalui metode yang pasif, yaitu pasien datang ke fasilitas kesehatan karena ada keluhan atau terdiagnosa Mpox,” jelasnya.

Edy lebih lanjut menyarankan agar pemerintah melakukan active case finding. Menurutnya, deteksi dini akan lebih berhasil melalui tracing kelompok berisiko dan kontak erat ini perlu dilakukan, serta memperketat kedatangan internasional guna meminimalisir penyebaran.

“Saya meminta agar pemerintah memperketat pintu masuk negara. Misalnya saja bandara dan pelabuhan internasional. Tolong dipantau betul-betul dilihat suhu tubuh apakah ada WNA atau WNI dari luar negeri yang sakit. Ketika petugas mencurigai pelancong dari luar negeri itu sedang sakit maka harus segera diisolasi dan dilakukan pemeriksaan,” tuturnya.

MI/Devi Harahap

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)