Siaga Darurat Bencana, Sejumlah Jalur di Yogyakarta Rawan Banjir

Ilustrasi. Medcom.id

Siaga Darurat Bencana, Sejumlah Jalur di Yogyakarta Rawan Banjir

Ahmad Mustaqim • 11 December 2024 13:28

Yogyakarta: Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat sejumlah jalur rawan bencana pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Selain rawan dampak bencana hedrometorologi, juga rawan kecelakaan pada jenis kendaraan besar. 

"Ada beberapa jalur bukan hanya rawan kemacetan, tapi juga rawan genangan pada saat ini," kata Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sumariyoto, Rabu, 11 Desember 2024. 
 

Baca: Operasi SAR Dihentikan, Dua Korban Longsor di Sukabumi Belum Ditemukan
 
Sejumlah jalur seperti di simpang tiga Gamping, Bakulan Kretek-Bantul, Jembatan-Kretek, simpang Ketandan Ringroad Timur, rawan macet dan genangan. Sumariyoto juga mengatakan jajarannya menyiapkan skema rekayasa lalu lintas. 

"Kami sudah rapatkan melalui Forum Lalu Lintas, khususnya yang ada di ruas jalan Patuk-Imogiri. Pada ruas jalan ini kami berlakukan one way bagi bis besar," jelasnya.

Menurutnya pemberlakukan sistem one way itu untuk meminimalisasi risiko kecelakaan. Pasalnya, pada jalur tersebut memiliki medan sulit sehingga berisiko lebih besar apabila diberlakukan jalur kendaraan dua arah. 

"Kemudian ada daerah rawan kecelakaan, juga sudah kami petakan, itu ada banyak titiknya," ungkapnya. 

Ia mengatakan jalur-jalur yang rawan kecelakaan juga dipasangi rambu-rambu peringatan, seperti di wilayah Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Pada jalur itu kasus kecelakaan kerap kali menimbulkan korban luka hingga meninggal dunia. 

"Di jalur rawan situ sudah kami lengkapi dengan beberapa rambu peringatan, misalnya dengan rambu peringatan tulisan gunakan gigi rendah sekarang. Kemudian banyak rambu yang menunjukkan bahwa di situ daerah rawan kecelakaan. Dan ini baru kita proses pemasangan untuk kelengkapan rambu ruas dalan Patuk-Imogiri," ujarnya.

Sebelumnya Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Perpanjangan status ini berlaku sampai 2 Januari 2025 mendatang. 

Perpanjangan status ini menjadi langkah antisipasi bencana akibat tingginya curah hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan saat ini telah memasuki fase La Nina lemah pada dasarian 1, 2, dan 3 November 2024. 

Hujan dalam intensitas tinggi telah mengguyur Yogyakarta hampir setiap hari. Sejumlah dampak yang ditimbulkan mulai pohon tumbang, longsor, serta rusaknya rumah warga akibat pohon roboh maupun tumbang. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)