Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: KCNA
Medcom • 2 August 2024 10:05
Seoul: Korea Utara ingin membuka kembali pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden, menurut seorang mantan diplomat senior Korea Utara yang baru-baru ini membelot ke Korea Selatan.
Melansir dari Channel News Asia, Ri Il Gyu, yang melarikan diri dari Kuba, mengungkapkan bahwa Pyongyang sedang menyusun strategi baru untuk negosiasi tersebut. Ri, yang pelariannya membuat berita internasional bulan lalu, adalah diplomat Korea Utara berpangkat tertinggi yang membelot ke Korea Selatan sejak 2016. Dalam wawancara pertamanya dengan media internasional, Ri mengatakan Korea Utara menargetkan Rusia, AS, dan Jepang sebagai prioritas kebijakan luar negeri mereka tahun ini dan seterusnya.
Sementara memperkuat hubungan dengan Rusia, Pyongyang berkeinginan untuk membuka kembali negosiasi nuklir jika Trump, yang sebelumnya terlibat dalam diplomasi yang tegang namun belum pernah terjadi sebelumnya dengan Korea Utara, memenangkan pemilihan kembali pada bulan November, kata Ri.
Para diplomat Pyongyang sedang merancang strategi untuk skenario tersebut dengan tujuan mencabut sanksi atas program senjatanya, menghapus penunjukannya sebagai negara sponsor terorisme, dan mendapatkan bantuan ekonomi, ujar Ri.
Komentar Ri menunjukkan potensi perubahan sikap Korea Utara saat ini, setelah pernyataan terakhir yang mengesampingkan kemungkinan dialog dengan AS dan memperingatkan adanya konfrontasi bersenjata.
Pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dan Trump di Vietnam pada 2019 gagal karena sanksi, yang mana Ri sebagian menyalahkan keputusan Kim untuk mempercayakan komandan militer yang "tidak berpengalaman dan tidak tahu apa-apa" dengan diplomasi nuklir.
"Kim Jong-Un tidak banyak tahu tentang hubungan internasional dan diplomasi, atau bagaimana membuat penilaian strategis," kata Ri.
"Kali ini, kementerian luar negeri pasti akan mendapatkan kekuasaan dan mengambil alih, dan tidak akan mudah bagi Trump untuk mengikat tangan dan kaki Korea Utara lagi selama empat tahun tanpa memberikan apa pun,” pungkas Ri. (Shofiy Nabilah)