Dubes Jerman untuk Rusia Graf Lambsdorff. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 23 October 2024 20:51
Moskow: Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Selasa kemarin memanggil duta besar Jerman untuk Moskow guna menyampaikan protes resmi terkait pembangunan markas komando angkatan laut regional NATO di pangkalan Angkatan Laut Jerman di Rostock, Jerman utara.
Langkah pembangunan tersebut dipandang Rusia sebagai upaya revisi hasil Perang Dunia II dan mengarah pada remiliterisasi Jerman.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa pembangunan markas komando NATO tersebut merupakan pelanggaran terhadap semangat dan isi Perjanjian Penyelesaian Akhir Terkait Jerman, atau dikenal sebagai Perjanjian “2+4,” yang ditandatangani pada 12 September 1990.
Moskow secara khusus menyoroti pelanggaran Pasal 5, paragraf 3, yang melarang penempatan pasukan asing di wilayah bekas Republik Demokratik Jerman (GDR).
“Ini adalah pelanggaran mencolok yang bertentangan dengan komitmen Jerman untuk mencegah kehadiran militer asing di wilayah bekas GDR,” ujar pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Rusia dan dikutip Anadolu Agency, Rabu, 23 Oktober 2024.
Markas komando NATO di Rostock diresmikan pada Senin lalu, yang oleh aliansi militer tersebut diklaim sebagai pusat koordinasi operasi di Laut Baltik. Namun, Rusia melihat langkah ini dengan kecurigaan dan mengaitkannya dengan sejarah remiliterisasi Jerman pada 1936 di Rheinland, yang melanggar Perjanjian Versailles.
"Pada titik bersejarah ini, mantan sekutu Barat dari koalisi anti-Hitler tidak hanya menyetujui pelanggaran Berlin terhadap perjanjian internasional kunci, tetapi juga menjadi peserta langsung dalam pelanggaran ini," tambah Kemenlu Rusia.
Rusia juga menuntut penjelasan segera dan komprehensif dari Berlin, sambil menyoroti ‘amnesia sejarah’ yang mereka klaim dialami para politisi Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Kemenlu Rusia memperingatkan bahwa ekspansi infrastruktur militer NATO di wilayah bekas GDR akan membawa konsekuensi serius.
Polemik ini menambah ketegangan yang sudah meningkat antara Rusia dan negara-negara NATO, dengan Laut Baltik menjadi salah satu titik fokus dalam persaingan geopolitik yang semakin tajam. (Angel Rinella)
Baca juga: Jerman Tolak Permintaan Polandia untuk Kompensasi Perang Dunia II