Potensi Ekspor Vanili Masih Besar, Indonesia Bakal Salip Madagaskar

Ekspor Vanili. Foto: LPEI.

Potensi Ekspor Vanili Masih Besar, Indonesia Bakal Salip Madagaskar

Arif Wicaksono • 16 October 2023 12:11

Jakarta: Indonesia sebagai salah satu produsen vanili terbesar kedua di dunia setelah Madagaskar memiliki kualitas vanili yang unggul dengan aroma yang kuat dan tahan lama. Vanili Indonesia juga sanggup memenuhi permintaan pasar global yang terus meningkat. Hal ini menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk menyalip posisi Madagaskar dalam industri vanili.

Tanaman vanili menghasilkan buah yang mengandung senyawa aromatik berharga yang sangat diminati di berbagai industri, terutama makanan dan minuman. Namun, proses budidaya vanili memerlukan waktu dua hingga empat tahun sebelum tanaman menghasilkan buah yang berbentuk polong untuk dapat dipanen.

Harga vanili di pasar global sangat tinggi, dengan rata-rata mencapai 270,40 euro per kg untuk vanili ekstrak dan 175,56 euro per kg untuk vanili utuh pada 2022. Tingginya harga membuat vanili mendapatkan julukan emas hitam.

Data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 2020 menunjukkan, Indonesia menyumbang sekitar 30,3 persen dari produksi vanili dunia dengan produksi sekitar 2.306 ton, berada di belakang Madagaskar yang menguasai 39,1 persen (2.975 ton) produksi dunia.

Meskipun Indonesia adalah salah satu produsen utama vanili, negara ini masih berada di peringkat ketujuh dalam hal ekspor vanili dunia, dengan kontribusi sekitar 2,63 persen terhadap total ekspor vanili dunia. Ada potensi besar untuk meningkatkan ekspor vanili Indonesia. Data dari ITC Export Potential Map menunjukkan potensi peningkatan ekspor Indonesia ke seluruh dunia sebesar USD59 juta untuk vanili asal Indonesia.

Faktor pasokan vanili

Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rini Satriani mengungkapkan kekhawatiran terhadap pasokan vanili global muncul karena adanya beberapa faktor, seperti kekeringan, angin topan, dan praktik pertanian yang buruk di Madagaskar.

"Hal ini dapat menjadi peluang bagi vanili Indonesia," jelas dia, dalam keterangan tertulis, Senin, 16 Oktober 2023.

Pada 2022, lima negara tujuan utama ekspor vanili asal Indonesia adalah Amerika Serikat (64,93 persen), Jerman (8,62 persen), Belanda (7,53 persen), Singapura (2,63 persen), dan Kanada (2,50 persen). Sementara itu, terjadi peningkatan permintaan vanili yang signifikan dari negara-negara seperti Prancis, Amerika Serikat, Belgia, Inggris, dan Mauritius.

Saat ini ekspor vanili Indonesia dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti harga vanili Prancis sebagai negara pesaing utama, PDB per kapita Indonesia, PDB per kapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi dan nilai tukar.

"Peningkatan harga vanili di Prancis sebesar 10 persen membuat volume ekspor vanili Indonesia meningkat 0,41 persen, ceteris paribus. Kenaikan harga ekspor vanili dari negara pesaing, seperti Prancis, membuat negara-negara pengimpor cenderung memilih ekspor dari negara lain, termasuk Indonesia. Ini menciptakan peluang signifikan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya," kata Rini.

Selain itu, faktor jarak ekonomi juga berdampak pada permintaan vanili di ASEAN. Negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia, lebih memilih ekspor vanili dari Indonesia dibandingkan dengan negara pesaing seperti Madagaskar, Prancis, dan Jerman.

Meskipun vanili memiliki potensi ekspor yang besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi oleh produsen dan eksportir vanili Indonesia, termasuk pasokan yang tidak stabil akibat cuaca dan iklim yang fluktuatif. Upaya seperti peningkatan mutu produk, kapasitas produksi, dan perluasan pasar ekspor menjadi langkah penting untuk membuka peluang ekspor yang lebih luas di masa depan.

Tingkatkan kualitas produk

Oleh karena itu, upaya pengembangan komoditi vanili tidak hanya terbatas pada dukungan pembiayaan, tetapi juga harus memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas produk, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan. Untuk itu, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI, menjadi mitra strategis dalam ekosistem ekspor yang fokus pada beyond financing, developmental impact, dan sustainability.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Irianto Naibaho menegaskan LPEI bersama DJKN dan Bea Cukai melakukan langkah nyata untuk meningkatkan kualitas mutu produk, kapasitas produksi, dan perluasan pasar ekspor vanili kepada 200 petani dari 20 desa di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat.

"Kami berharap upaya ini dapat membantu petani vanili meningkatkan kualitas produksi dan membuka peluang ekspor yang lebih luas di masa depan," tegas dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)