Roboh, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Jawa Barat Ditutup Sementara

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, usai meninjau gedung YPK di Jalan Naripan, Kota Bandung, Minggu, 3 November 2024.

Roboh, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Jawa Barat Ditutup Sementara

Roni Kurniawan • 3 November 2024 15:05

Bandung: Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, memastikan Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) di Jalan Naripan, Kota Bandung, ditutup sementara usai roboh akibat intensitas hujan. Gedung YPK pun akan mulai diperbaiki pada pekan depan usai mendapat rekomendasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX. 

Bey mengatakan, penutupan sementara gedung YPK dilakukan karena akan ada perbaikan terutama bagian depan yang roboh dua kali pada pekan lalu. Penutupan itu pun sebagai upaya untuk keamanan, karena khawatir masih akan terjadi roboh karena intensitas hujan di Bandung cukup tinggi saat ini.

"Kami akan menutup gedung YPK ini dan hari selasa menunggu rekomendasi dari Bu Retno (Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX) terkait perbaikan yang mendesak," ujar Bey usai meninjau gedung YPK di Jalan Naripan, Kota Bandung, Minggu, 3 November 2024.

Bey pun meminta Kepala Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Benny Bachtiar, untuk melalukan komunikasi dengan para seniman yang biasa menggunakan YPK untuk berbagai kegiatan. Pasalnya, Bey khawatir dengan kondisi gedung yang masuk kategori heritage tersebut akan kembali roboh dan mengancam keamanan para seniman.

"Jadi nanti kepala disbudpar berkomunikasi dengan para seniman untuk dipindahkan, bisa di rumentang siang, bisa di taman budaya. Kami tahu ini agak berat buat teman-teman seniman, tapi ini demi keamanan kita semua dan agar cepat kita selesaikan," tegas Bey.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Benny Bachtiar mengaku, sebelumnya pun telah mengingatkan kepada para pelaku seniman untuk tidak melakukan berbagai kegiatan di gedung YKP. Pasalnya Benny setelah meninjau beberapa bulan yang lalu dan melakukan antisipasi terjadinya kerusakan di gedung tersebut.

"Saya juga sudah mengantisipasi ini, aduh saya khawatir itu sudah 8 bulan kebelakang dan saya sudah sampaikan konsekuensi kalau dipakai. kita sebenarnya sudah mau menutup ini karena khawatir terjadi seperti ini, tapi karena pelaku masyarakat seni budaya ini memaksa dan memang butuh ruang itu dan ini memang tempat strategis, jadi ya mau tidak mau kami mengizinkan juga," beber Benny ditempat yang sama.

Benny menuturkan, robohnya atap YPK tersebut pun menjadi peringatan untuk gedung-gedung heritage lainnya terutama dimusim penghujan saat ini. Terlebih ada sekitar 10 gedung cagar budaya yang dibawah pengelolaan Disparbud Jabar di Bandung dalam kondisi mengkhawaritkan dan butuh peremajaan tanpa mengurangi unsur heritagenya.

Ttapi dengan kejadian seperti ini menjadi catatan juga buat kami semua bahwa pemeliharaan ini menjadi hal terpenting di dalam upaya menjaga jangan sampai terjadi sesuatu tidak diinginkan. tadi juga saya bicara dengan ketua dewan untuk disupport karena banyak beberapa bangunan cagar budaya juga menurut kami perlu segera direhabilitasi," ungkap Benny.

Sebelumnya, atap gedung YPK tiba-tiba roboh menimpa seorang pengunjung dan dua penjaga. Persitiwa ambruknya atap gedung cagar budaya itu terjadi pada 28 Oktober 2024 sekitar pukul 17.30 WIB, saat sedang ada pameran karya seni. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)