Rusia Awasi Pembentukan Kabinet Kedua Donald Trump

Presiden terpilih Donald Trump terus pilih orang untuk isi kabinet. Foto: The New York Times

Rusia Awasi Pembentukan Kabinet Kedua Donald Trump

Fajar Nugraha • 16 November 2024 05:23

Moskow: Kremlin menyatakan bahwa Rusia memantau perkembangan pembentukan kabinet pada masa jabatan kedua Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meski isu ini bukan prioritas utama bagi Moskow, pada Kamis 14 November 2024. 

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengungkapkan bahwa Rusia mengikuti proses ini dengan seksama, meski masih terlalu dini untuk membahas dampak yang mungkin timbul.

"Kami tentu mengamati, tetapi percaya bahwa ini bukanlah prioritas utama bagi kami. Terlalu dini untuk membicarakan hal ini secara mendalam," kata Peskov kepada awak media di Moskow, dikutip dari Anadolu, Jumat 15 November 2024.

Peskov juga menegaskan bahwa belum ada pembicaraan antara pemerintahan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait hambatan yang mungkin mempengaruhi fungsi kantor pusat PBB di New York selama masa jabatan Trump mendatang. 

Ia menambahkan bahwa terdapat berbagai isu yang mengganjal hubungan antara Moskow dan Washington, dan hal ini tidak bisa dipandang hanya dari satu sudut pandang.

Sebelumnya, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Baku dan mengungkapkan keprihatinan terkait pembatasan visa oleh AS terhadap perwakilan Rusia yang terlibat dalam kegiatan Majelis Umum PBB.

Sejumlah anggota kabinet kunci telah diumumkan dalam masa jabatan kedua Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari 2025 mendatang. Dalam kabinet barunya, Marco Rubio dan Pete Hegseth masing-masing akan menduduki posisi sebagai Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan.

Peskov juga menanggapi laporan media yang menyebut bahwa Putin membahas situasi di Ukraina dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, dan mengonfirmasi bahwa topik ini memang sempat disinggung dalam pembicaraan telepon mereka pada hari Rabu.

Selain itu, Peskov menyoroti pernyataan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, yang mengatakan bahwa delegasi resmi Rusia menghadapi masalah dalam perjalanan ke luar negeri karena kesulitan mendapatkan layanan pengisian bahan bakar untuk pesawat mereka. 

Sejumlah perusahaan menolak memberikan layanan ini karena khawatir terkena sanksi sekunder, yang berdampak pada keputusan kunjungan luar negeri presiden.

Mengomentari kabar mengenai beberapa produsen otomotif dari Barat dan Jepang yang akan kembali ke Rusia, Peskov menyatakan bahwa negara-negara umumnya bertindak pragmatis, dan jika diperlukan, mereka membuat pengecualian dari pembatasan demi kepentingan mereka sendiri. 

Beberapa perusahaan ini telah keluar dari Rusia setelah perang di Ukraina dimulai pada 2022. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)