Bendera Rusia. Foto: EPA_EFE.
Moskow: Perekonomian Rusia menghadapi masalah demografi yang parah. Populasi negara tersebut bisa berkurang setengahnya pada akhir abad ini.
Menurut data Bank Dunia, para peneliti di lembaga pemikir yang berbasis di Washington DC menunjuk pada penurunan populasi Rusia yang telah berlangsung lama, dengan pertumbuhan populasi keseluruhan negara tersebut menyusut selama 10 tahun terakhir.
Penurunan ini diperburuk oleh perang Rusia-Ukraina. Menurut para pejabat Intelijen AS, korban jiwa di pihak Rusia meningkat melebihi 300 ribu orang pada akhir 2023, dan sekitar satu juta orang Rusia meninggalkan negaranya segera setelah Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Tren demografi ini menimbulkan masalah bagi perekonomian Rusia, yang sudah menghadapi kekurangan pekerja yang parah, menurut perkiraan Institut Ekonomi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada akhir 2023, Rusia kekurangan lima juta pekerja.
Rusia telah beralih ke pekerja migran dan bahkan pekerja penjara untuk menambah tenaga kerja mereka. Namun hal tersebut bukanlah solusi berkelanjutan terhadap masalah kependudukan Rusia.
"Pemerintahan Putin belum menunjukkan kekhawatiran nyata populasi Rusia mungkin akan berkurang setengahnya pada akhir abad ini," kata para peneliti, dilansir Business Insider, Jumat, 9 Agustus 2024.
Namun peneliti menuturkan situasi ini bisa berubah jika para pemimpin Rusia dapat mengembangkan dan membiayai serangkaian kebijakan yang lebih efektif. Satu-satunya solusi terhadap penurunan populasi adalah dengan menggabungkan wilayah non-Rusia dan/atau imigrasi dari Asia atau Afrika.
"Ketika populasi Rusia terus menurun, imigran akan semakin berperan penting dalam pemulihan ekonomi," tegas mereka.
Para ahli mengatakan menyusutnya populasi dapat mengakibatkan sejumlah masalah bagi perekonomian Rusia, seperti rendahnya pertumbuhan dan produktivitas.
Ekonomi Rusia disalip Indonesia
Pada 2026, hal ini dapat menempatkan perekonomian Rusia pada jalur yang akan tertinggal dibandingkan perekonomian Indonesia yang populasinya meningkat.
"Pilihan Putin mengenai waktu agresi militer di Ukraina mungkin mencerminkan pemahaman situasi demografis (dan ekonomi) Rusia tidak akan membaik dalam dua dekade mendatang. Namun, perang mengubah krisis yang berkembang menjadi bencana," tambah mereka.
Perekonomian Rusia pada awalnya tidak berada dalam kondisi yang kokoh, terutama karena invasi ke Ukraina semakin memakan biaya dan merusak hubungan ekonominya dengan pasar global.
Rusia berada di jalur yang tepat untuk jatuh ke dalam resesi parah pada akhir tahun ini merujuk pada runtuhnya perdagangan energi Rusia dan berkurangnya akses Rusia terhadap dolar AS.