PM baru Thailand Paetontarn Shinawatra. (EPA Images)
Marcheilla Ariesta • 18 August 2024 20:23
Bangkok: Perdana Menteri baru Thailand Paetongtarn Shinawatra berjanji untuk meningkatkan ekonomi kerajaan yang lesu. Ia resmi menjabat sebagai pemimpin baru pemerintahan Taiwan pada hari ini, Minggu, 18 Agustus 2024.
Paetongtarn yang menjadi PM termuda kerajaan, berkuasa setelah pengadilan memecat perdana menteri sebelumnya dan membubarkan partai oposisi utama, yang membuat situasi politik Thailand yang selalu panas menjadi babak baru kekacauan.
Perempuan 37 tahun ini merupakan Shinawatra ketiga yang menjadi perdana menteri. Namun, ia berharap untuk menghindari nasib ayah dan bibinya Yingluck, yang keduanya digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta militer.
Paetongtarn menerima perintah tertulis resmi Raja Maha Vajiralongkorn untuk membentuk pemerintahan dalam sebuah upacara hari ini. Ia meminta semua warga Thailand untuk bekerja sama membantu merevitalisasi ekonomi negara, yang telah berjuang untuk bangkit kembali dari pandemi Covid-19.
“Sebagai kepala pemerintahan, saya akan bekerja dengan parlemen dengan hati terbuka, terbuka terhadap semua ide untuk membantu membangun negara,” katanya setelah upacara, dilansir dari Malay Mail.
"Warga Thailand sekalian, tugas ini tidak dapat dilakukan perdana menteri sendirian. Saya berharap dapat menyatukan kekuatan semua generasi, semua orang berbakat di Thailand, dari kabinet hingga rakyat," imbuh Paetongtarn.
Ayahnya, Thaksin, mengatakan, sang anak harus bekerja keras. "Kelebihannya, ia masih muda dan dapat meminta bantuan siapapun. Ia rendah hati," kata Thaksin.
"Sebanyak 23 tahun lalu, ia berdiri di belakang saya, tapi hari ini, saya yang berdiri di belakangnya," sambung Thaksin.
Paetongtarn memimpin pemerintahan koalisi yang dipimpin oleh partainya, Pheu Thai — perwujudan terbaru dari gerakan politik yang didirikan oleh ayahnya pada awal tahun 2000-an — tetapi mencakup beberapa kelompok pro-militer yang telah lama menentang Thaksin.
Peningkatannya ke jabatan puncak terjadi setelah Mahkamah Konstitusi memecat perdana menteri sebelumnya, Srettha Thavisin, pada hari Rabu karena melanggar aturan etika dengan menunjuk seorang menteri kabinet yang dihukum karena tindak pidana.
Thailand telah didominasi selama lebih dari 20 tahun oleh perebutan kekuasaan antara Thaksin dan sekutunya serta elite konservatif pro-militer dan pro-kerajaan kerajaan.
Baca juga: Paetongtarn Shinawatra, Resmi Jadi PM Termuda Thailand