Faktor Daya Beli dan Kinerja Industri yang Lemah Biang Kerok Pelambatan Ekonomi

Ilustrasi. Foto: MI

Faktor Daya Beli dan Kinerja Industri yang Lemah Biang Kerok Pelambatan Ekonomi

M Ilham Ramadhan Avisena • 6 November 2024 18:26

Jakarta: Kinerja konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan mendorong pelambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024.

"Beberapa indikator utama, terutama yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga, memang menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Misalnya, deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut, kontraksi di sektor manufaktur, serta adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih berlangsung di beberapa provinsi, semua ini menunjukkan kondisi ekonomi yang tidak begitu baik," kata Peniliti dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai dilansir Media Indonesia, Rabu, 6 November 2024.

Yusuf menjelaskan, dalam konteks konsumsi rumah tangga, mereka yang terkena PHK cenderung melakukan penyesuaian pengeluaran. Sementara itu, bagi mereka yang tidak terimbas PHK, belum ada stimulus yang cukup untuk mendorong konsumsi secara signifikan.

"Di triwulan ketiga, tidak ada pola maksimal yang bisa mendorong konsumsi lebih tinggi. Ini menjadi tantangan besar bagi perekonomian yang bergantung pada daya beli masyarakat," tutur Yusuf.

 
Baca juga: 

Meski Pertumbuhan Ekonomi RI Triwulan III-2024 Turun, BI: Masih Terjaga Baik



Ilustrasi. Foto: Medcom.id
 

Pelambatan di sektor industri pengolahan


Selain faktor konsumsi rumah tangga, perlambatan juga terjadi di sektor industri pengolahan. Dia mengatakan, PMI manufaktur yang terkontraksi pada beberapa bulan di triwulan ketiga mengindikasikan sektor industri menahan produksi karena permintaan yang melambat.

"Ini juga tercermin dari laju pertumbuhan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan pertama dan kedua," jelas Yusuf.

Namun demikian, Yusuf mendorong agar pemerintah bisa mengambil langkah untuk menopang perekonomian di triwulan IV-2024. Itu dapat dilakukan melalui percepatan realisasi belanja pemerintah.

"Pemerintah perlu mempercepat realisasi belanja, baik di level pusat maupun daerah, untuk mendorong aktivitas ekonomi. Selain itu, menjaga stabilitas inflasi juga sangat penting untuk menghindari penurunan daya beli masyarakat lebih lanjut," jelas Yusuf.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)