Hendarsam Sebut Keluarga Korban Judi Online Perlu Diperhatikan Negara

Jakarta: Kedudukan korban dan pelaku judi online disebut dua subjek hukum yang berbeda. Praktisi hukum, Hendarsam Marantoko, mengatakan penjudi adalah pelaku yang melakukan aktivitas judi online, sementara korban adalah individu terdekat pelaku yang menimbulkan kerugian materil dan psikologis.

"Gagasan pemberian bansos untuk korban judi online ini sama halnya dengan proses rehabilitasi terhadap pengguna narkoba dan narkotika. Dalam Perspektif UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Permensos no 9 tahun 2017 pengguna adalah korban yang perlu mendapatkan perhatian dari negara yang berupa rehabilitasi," kata Hendarsam dalam keterangan pers, Sabtu, 22 Juni 2024.


Praktisi hukum, Hendarsam Marantoko. Dokumentasi/ istimewa

Hendarsam mengatakan jika dihubungkan dalam konteks pelaku narkoba sebagai korban, maka keluarga atau individu terdekat dari pelaku judi online juga harus diperlakukan sebagai korban.

"Demikian juga, jika pengguna narkoba didudukkan sebagai korban, mengapa masyarakat tidak bereaksi dan protes. Giliran negara punya niat baik untuk memberikan perhatian terhadap keluarga judi online, malah mendapatkan protes. Apalagi dalam kasus judi online ini, kerugian bersifat langsung dan sangat berdampak bagi keluarga, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah," ungkapnya.

Menurut Ketua Umum Lingkar Nusantara (Lisan) tersebut, pihak korban yang berupa individu terdekat atau keluarga dari pelaku judi online yang dimaksudkan menjadi sasaran pemberian bantuan sosial dari pemerintah. Menurutnya secara prinsip, negara berkewajiban memberikan perhatian pada pemenuhan hak-hak korban.

"Paradigma ini merupakan paradigma hukum modern, fokus perhatian penegakan hukum adalah upaya restitusi terhadap hak-hak korban," ujarnya.