2025, Bank Dunia Taksir Defisit Indonesia Capai 2,5%

Ekonomi Indonesia. Foto: MI.

2025, Bank Dunia Taksir Defisit Indonesia Capai 2,5%

Arif Wicaksono • 24 June 2024 15:22

New York: Defisit anggaran Indonesia diperkirakan akan meningkat tahun ini dan mungkin semakin melebar seiring dengan implementasi agenda kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun reformasi di sisi pendapatan dapat menjaga kesenjangan tersebut di bawah batas maksimum yang ditetapkan undang-undang.
 

baca juga: 

Bank Dunia Sarankan Ini agar Indonesia Keluar dari Pendapatan Menengah

Melansir Business Times, Senin, 24 Juni 2024, Bank Dunia memperkirakan defisit Indonesia akan melebar menjadi 2,5 persen PDB tahun ini dari 1,7 persen pada 2023 karena kebijakan biaya hidup dan penurunan harga komoditas mencapai batas anggaran. Sikap fiskal sedikit meningkat di tengah meningkatnya belanja sosial dan meredanya rejeki nomplok komoditas.

Defisit tersebut diperkirakan akan bertahan pada angka 2,5 persen dari PDB pada 2025 seiring dengan mulai dilaksanakannya janji-janji kampanye Prabowo, sebelum menyusut menjadi 2,4 persen pada 2026.

Indonesia mempunyai undang-undang yang mengamanatkan defisit anggaran tahunan tidak boleh melebihi tiga persen. Bank Dunia juga menetapkan rasio utang terhadap PDB maksimum sebesar 60 persen PDB.

Kekhawatiran mengenai dampak kebijakan Prabowo terhadap defisit dan rasio utang telah menambah tekanan terhadap rupiah dan imbal hasil obligasi dalam beberapa pekan terakhir. Para pembantunya berulang kali mengatakan bahwa ia akan mematuhi aturan fiskal.

"Program andalannya yaitu memberikan makanan bergizi dan gratis kepada siswa akan menelan biaya sebesar Rp450 triliun (USD27,35 miliar), setara dengan sekitar dua persen dari nilai PDB, jika dilaksanakan sepenuhnya, menurut tim presiden terpilih. program ini) penting dan dapat lebih meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia, ada kebutuhan untuk memastikan keberlanjutannya di masa depan," kata Ekonom Senior di Bank Dunia Wael Mansour, dilansir Channel News Asia, Senin, 24 Juni 2024.

Oleh karena itu, penting untuk menerapkannya secara bertahap dan dengan cara yang sehat secara fiskal. Perkiraan tersebut mengasumsikan Prabowo, yang akan memulai masa jabatan lima tahunnya pada bulan Oktober, akan menerapkan kebijakan pangan secara bertahap dan melengkapinya dengan reformasi yang dapat meningkatkan penerimaan pajak sebesar 1-1,5 persen dari nilai PDB setiap tahunnya.

Reformasi pendapatan dapat mencakup penurunan ambang batas pajak, penghapusan pengecualian dan peningkatan audit.  Bank Dunia memperingatkan ketidakpastian perekonomian global masih menjadi risiko terhadap keseimbangan eksternal dan posisi fiskal Indonesia.

Guncangan eksternal seperti potensi peningkatan konflik bersenjata atau ketidakpastian geopolitik dapat mengakibatkan penurunan nilai perdagangan yang lebih tajam dari perkiraan, sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan dan posisi fiskal dan eksternal yang lebih ketat.

Prediksi Bank Dunia

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan sebesar 5,0 persen pada 2024, dibandingkan dengan 5,05 persen pada 2023, dan kemudian meningkat menjadi 5,1 persen pada 2025 dan 2026. Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia, telah berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan hingga delapan persen dalam masa jabatannya.

Bank Dunia memperkirakan defisit transaksi berjalan Indonesia terhadap PDB akan semakin melebar menjadi 0,9 persen pada 2024, 1,4 persen pada 2025, dan 1,6 persen pada 2026, dari 0,1 persen pada tahun lalu. Surplus perdagangan Indonesia telah menyempit pada tahun ini, dengan rendahnya harga komoditas yang mengurangi penerimaan ekspor.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)