Bendera Rusia. Foto: Unsplash.
Moskow: Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menuturkan Rusia telah mengalihkan ekspor minyaknya dari Eropa ke Tiongkok dan India. Ekspor ini sudah dilakukan selama hampir dua tahun setelah Moskow terkena sanksi Barat atas konflik Ukraina.
"Kami sebelumnya memasok total 40 hingga 45 persen minyak dan produk minyak ke Eropa. Tahun ini, kami memperkirakan angkanya tidak melebihi empat hingga lima persen dari total ekspor," kata Novak dalam wawancara yang disiarkan televisi, dilansir Channel News Asia, Rabu, 27 Desember 2023.
Karena kehilangan sebagian besar pangsa pasarnya di Eropa, Moskow beralih ke pembeli lain termasuk Tiongkok. Dia menuturkan tiongkok, yang pangsanya (ekspor minyaknya) telah tumbuh hingga 45 hingga 50 persen, dan India telah menjadi mitra utama Rusia.
"Dalam dua tahun, total pasokan ke India meningkat menjadi sekitar 40 persen," kata Novak.
India telah mampu membeli minyak mentah yang didiskon dari Rusia sebelum memurnikannya dan menjualnya ke pelanggan Eropa.
Meskipun penjualan ini legal, para kritikus mengatakan penjualan tersebut merupakan jalur rahasia bagi minyak Rusia dan melemahkan dampak sanksi.
Ekspor gas alam
Rusia juga harus mencari pasar baru untuk ekspor gas alamnya karena Moskow mengurangi ekspornya ke negara-negara UE, yang juga mencari pemasok baru. Novak mengatakan industri energi Rusia telah berhasil berkembang meski mendapat banyak sanksi pada 2023.
Novak memperkirakan pendapatan minyak dan gas Rusia akan berjumlah hampir sembilan triliun rubel (USD98 miliar) tahun ini, tingkat yang sama dengan sebelum serangan pada 2021.
Industri minyak dan gas menyumbang 27 persen produk domestik bruto Rusia, menurut Novak, sehingga menghasilkan 57 persen pendapatan ekspor Rusia. Novak mengatakan Rusia terbuka untuk pembeli lain.
"Ada banyak orang yang ingin membeli minyak Rusia. Ini adalah negara-negara Amerika Latin, negara-negara Afrika, dan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik," jelas dia.