Kapal penjaga pantai Filipina kerap bersitegang dengan pihak Tiongkok. Foto: PCG
Medcom • 17 September 2024 18:38
Manila: Pemerintah Filipina menegaskan pada Senin, 16 September 2024 bahwa mereka belum kehilangan kendali atas Sabina Shoal di Laut China Selatan. Hal itu ditegaskan meskipun terjadi penarikan kapal mereka dari wilayah tersebut setelah berbulan-bulan bersitegang dengan Tiongkok.
Sabina Shoal, terletak di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina, telah menjadi titik sengketa antara Manila dan Beijing.
Sejak April, FIlipina mengerahkan kapal penjaga pantai utama, BRP Teresa Magbanua, untuk mencegah upaya Tiongkok membangun pulau buatan di kawasan itu. Namun, kapal tersebut ditarik kembali ke Pulau Palawan karena mengalami kerusakan, kekurangan logistik, dan kondisi cuaca buruk.
Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, menegaskan bahwa penarikan tersebut bukan berarti Filipina menyerah.
“Kami tidak kehilangan apapun. Kami tidak meninggalkan apapun. Escoda Shoal (nama Filipina untuk Sabina Shoal) tetap menjadi bagian dari zona ekonomi eksklusif kami,” kata Tarriela dalam konferensi pers, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 17 September 2024.
Sehingga, Beijing mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, termasuk Sabina Shoal menurut pengadilan internasional telah memutuskan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.
Dalam beberapa bulan terakhir, kapal Tiongkok semakin agresif, menabrak, memblokir, dan menyerang kapal Filipina dengan meriam air, bahkan melukai beberapa awak kapal.
Penarikan BPR Teresa Magbanua tidak terlepas dari kerusakan teknis, seperti alat penyaring air laut yang rusak, sehingga kru harus bergantung pada air hujan untuk bertahan hidup selama lebih dari sebulan.
Tarriela juga menjelaskan bahwa awak kapal hanya bisa makan bubur selama tiga minggu, yang berdampak pada kondisi kesehatan mereka.