Terjangan Topan Yagi menumbangkan pepohonan di sejumlah wilayah Vietnam. (EPA)
Medcom • 9 September 2024 12:31
Hanoi: Topan Yagi, badai terkuat di Asia tahun ini, telah merenggut nyama 24 orang di Vietnam setelah meninggalkan jejak kehancuran di Filipina dan Tiongkok. Ribuan rumah di dua negara tersebut rusak akibat terjangan Topan Yagi.
Mengutip dari Radio Free Asia, Senin, 9 September 2024, Pemerintah Vietnam melaporkan bahwa terdapat sembilan korban jiwa akibat Topan Yagi, dengan 12 dinyatakan meninggal akibat tanah longsor, dan tiga lainnya tersapu banjir. Saat ini, tim penyelamat masih mencari tiga orang yang hilang.
Topan Yagi menghantam wilayah pesisir utama Vietnam pada Sabtu lalu dengan kecepatan angin mencapai 149 kilometer per jam, melukai setidaknya 229 orang. Wilayah paling terdampak adalah Kota Quang Ninh dan Hai Phong.
Otoritas Manajemen Bencana Vietnam melaporkan bahwa lebih dari 8.000 rumah rusak, dan jaringan listrik serta telekomunikasi terputus. Ombak setinggi empat meter akibat Yagi juga telah menenggelamkan 25 kapal dan menghancurkan beberapa tambak ikan.
Hujan deras dengan intensitas hingga 400 milimeter menyebabkan kerusakan lebih dari 120.000 hektare sawah dan ladang tanaman di berbagai provinsi Vietnam. Badai ini membuat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Kekuatan Yagi mulai mereda setelah diturunkan statusnya menjadi depresi tropis pada Minggu. Bandara Internasional Noi Bai di Hanoi bisa kembali beroperasi sejak kemarin.
Sebagai upaya pemulihan, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh meninjau langsung daerah terdampak dan memerintah jajarannya memberikan bantuan darurat senilai 100 miliar dong.
Selain itu, Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc mengalokasikan 20 miliar dong untuk pemulihan di provinsi Son La dan Dien Bien.
Sebelum mencapai Vietnam, Topan Yagi telah menghantam Filipina, menewaskan sekitar 20 orang dan bergerak menuju Tiongkok. Di pulau Hainan, badai ini menewaskan empat orang dan melukai 94 lainnya.
Topan Yagi menjadi badai terkuat yang menghantam wilayah Tiongkok di musim gugur sejak tahun 1949, menurut laporan Xinhua. (Nithania Septianingsih)
Baca juga: Terjangan Topan Yagi di Vietnam Tewaskan 4 Orang, 12 Nelayan Hilang