ASDP Raup Pendapatan Rp5 Triliun di 2024

Ilustrasi, penumpang ASDP. Foto: dok ASDP Indonesia Ferry.

ASDP Raup Pendapatan Rp5 Triliun di 2024

Naufal Zuhdi • 13 July 2025 14:00

Jakarta: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian audited periode Januari-Desember 2024, ASDP membukukan pendapatan sebesar Rp5,02 triliun dengan laba bersih sebesar Rp447,31 miliar.

"Pendapatan ASDP pada 2024 telah melampaui angka pendapatan sebelum pandemi 2019 yang sebesar Rp3,33 triliun. Bahkan naik dua persen dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 yang sebesar Rp4,92 triliun," kata Direktur Utama ASDP Heru Widodo, dikutip dari siaran pers yang diterima, Minggu, 13 Juli 2025.

Meskipun laba bersih pada 2024 mengalami penurunan 30 persen dibandingkan 2023 yang mencapai Rp636,54 miliar, Heru mengungkapkan angka laba saat ini tetap mencerminkan ketahanan bisnis ASDP di tengah tekanan eksternal dan dinamika industri. Laba bersih 2024, sambung Heru, mencapai 61 persen dari target yang ditetapkan yang menunjukkan pengelolaan bisnis yang tetap sehat dan berdaya tahan.

"Pada 2024 bukan tahun yang mudah. Perusahaan menghadapi tekanan nilai tukar rupiah yang melemah, stagnasi tarif penyeberangan, dan dinamika perilaku pengguna jasa yang menuntut kecepatan dan digitalisasi. Namun kami tetap mampu mencatat pertumbuhan pendapatan dan menjaga keberlangsungan operasional secara optimal," jelas Heru.

Adapun kontribusi pendapatan terbesar berasal dari layanan penyeberangan baik komersial maupun perintis dengan total produksi penumpang tercatat sebanyak 6,12 juta orang, kendaraan roda dua dan tiga sebanyak 3,88 juta unit, kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 4,31 juta unit, serta barang yang diangkut mencapai 1,16 juta ton.
 

Baca juga: ASDP Dorong Kelancaran Arus Logistik dan Mobilitas di Wilayah 3T


(Kapal penyeberangan ASDP. Foto: dok ASDP)
 

Tingkatkan efisiensi operasional


ASDP, lanjut Heru, juga mencatat efisiensi operasional yang baik. Hal itu tercermin dari operating ratio sebesar 67 persen, meningkat dari 2023 yang berada di angka 65 persen. Demikian pula BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) tercatat sebesar 89 persen sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun tetap terkendali berkat pengendalian terhadap beban pokok usaha.

"Langkah efisiensi dan digitalisasi proses bisnis menjadi kunci kami dalam menjaga performa perusahaan di tengah tekanan biaya operasional," tambahnya. 

Selain itu, Heru menyatakan risiko likuiditas ASDP juga menunjukkan kondisi keuangan yang sehat, di mana perusahaan memiliki kemampuan penuh untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini turut didukung dengan capaian EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) positif yang mencapai Rp1,14 triliun.

Heru menegaskan seluruh transformasi yang dijalankan ASDP, termasuk di bidang digitalisasi dan layanan pelanggan, senantiasa berpijak pada prinsip transparansi, partisipasi, dan integritas. 

"Ke depan, kami juga akan terus memperkuat peran sebagai penyedia layanan penyeberangan yang andal, efisien, dan adaptif terhadap perubahan. Dengan pondasi yang kuat, ASDP siap melangkah menuju pertumbuhan yang berkelanjutan," tegas Heru.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)