Ilustrasi IHSG. Foto: MI/Adam Dwi.
Insi Nantika Jelita • 5 June 2025 09:53
Jakarta: Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan, setelah melemah dua hari berturut-turut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami rebound pada Rabu, 4 Juni 2025, sebesar 0,3 persen menjadi 7.069.
Kendati demikian, penguatan IHSG masih dibayangi aksi jual asing. Investor asing kembali mencatatkan net sell, kali ini sebesar Rp440,2 miliar.
"Kami melihat memang sepertinya asing masih berhati-hati dalam melihat perkembangan ekonomi Indonesia yang mulai menunjukkan pelemahan," ujar Rully dalam keterangan resmi, Kamis, 5 Juni 2025.
Indikator pelemahan ekonomi tersebut ditunjukkan oleh penurunan signifikan surplus neraca perdagangan, serta indikator PMI manufaktur yang menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut.
Sementara, meski ada penurunan suku bunga acuan atau BI rate pada Mei yang menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan IHSG bulan lalu, dianggap belum akan mampu mendorong pelemahan ekonomi dalam jangka pendek dan menengah. Ini karena transmisi kebijakan moneter membutuhkan waktu paling cepat satu semester untuk dapat berdampak positif terhadap perekonomian.
Sementara itu, lanjut Rully, di tengah prospek penerimaan negara yang menurun, pemerintah berhati-hati dalam memberi stimulus fiskal. Realisasi belanja pemerintah masih tergolong rendah, sampai dengan April 2025 baru mencapai 22,3 persen terhadap total anggaran.
Sedangkan, paket stimulus sebesar Rp24,4 triliun oleh pemerintah, dinilai sulit mendorong perekonomian secara signifikan. "Kebijakan stimulus tersebut hanya untuk menahan supaya tidak terjadi perlambatan ekonomi terlalu signifikan," ungkap dia.
Baca juga: Jelang Libur Panjang Iduladha, IHSG Siap Tebar Cuan Berlimpah |