Perdagangan Karbon: Peluang Baru Indonesia Capai Net Zero Emission

FGD METI Roundtable Talk #3 dengan tema Carbon Trading Unlocked: Insights and Strategies Across Industries.(Dok METI)

Perdagangan Karbon: Peluang Baru Indonesia Capai Net Zero Emission

Putri Purnama Sari • 22 February 2025 11:11

Jakarta: Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) bersama PT PLN (Persero) kembali menggelar Seminar dan FGD METI Roundtable Talk #3 dengan tema "Carbon Trading Unlocked: Insights and Strategies Across Industries". 

Acara ini menjadi wadah diskusi strategis antara pemerintah, sektor BUMN, sektor swasta, dan praktisi energi dalam membahas peluang dan strategi perdagangan karbon guna mendukung transisi energi bersih di Indonesia.  

Seminar ini bertujuan untuk mendorong implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. METI melihat perdagangan karbon sebagai peluang signifikan dalam mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan inovasi teknologi.  

Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto, menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor untuk mencapai target net zero emission (NZE). Salah satu langkah strategis adalah mengimplementasikan program perdagangan karbon yang efektif di Indonesia.

“Indonesia perlu memperkuat ekosistem dan mekanisme perdagangan karbon, termasuk melalui peningkatan kapasitas, insentif harga, penyelarasan dengan pasar global, serta penguatan regulasi dan tata kelola,” kata Wiluyo dalam keterangan resminya, yang dikutip Sabtu, 22 Februari 2025.  
 

Baca juga: PLN Jadi yang Pertama Masuk dalam Perdagangan Karbon Luar Negeri


Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Nilai Ekonomi Karbon BPLH, Ary Sudjianto, yang hadir mewakili Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, menyoroti posisi strategis Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim. 

"Berkat sumber daya alam yang melimpah dan populasi besar, Indonesia dinilai mampu mengurangi emisi hingga 31,89% secara mandiri dan 43,20?ngan dukungan internasional pada 2030, melalui pendekatan holistik dan berkelanjutan," ungkapnya.
  
Topik utama yang dibahas dalam forum ini adalah Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang meliputi perdagangan karbon, kredit karbon, dan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Implementasi NEK diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong inovasi teknologi dalam pengelolaan emisi karbon.  

Sementara itu, Head of Carbon Trading Development IDX Carbon, Edwin Hartanto, juga  memaparkan pencapaian platform IDX Carbon sejak peluncurannya pada 2023. Hingga Januari 2025, IDX Carbon mencatat transaksi sebesar 1,56 juta tCO?e, dengan total nilai transaksi Rp58,8 miliar. 

"Potensi besar ini menunjukkan peran penting perdagangan karbon dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia," kata Edwin.

Selain seminar, acara ini juga menghadirkan Forum Group Discussion (FGD) yang membahas empat topik utama terkait perdagangan karbon seperti pelaksanaan Carbon Trading di Sektor BUMN, peluang Carbon Tax di sektor transportasi, sektor kehutanan dalam menyediakan pasar karbon, serta bagaimana industri swasta dapat melihat Pasar Karbon.

Melalui acara ini, METI  menegaskan pentingnya membangun ekosistem NEK yang inklusif, transparan, dan berkeadilan. Dengan sinergi kebijakan yang kuat, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi berkelanjutan, Indonesia diharapkan dapat mempercepat transisi energi bersih sekaligus mengurangi emisi karbon secara signifikan.  

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)