Swedia Curigai Gereja Rusia di Vasteras Jadi Kedok Mata-mata

Gereja Ortodoks Rusia di Swedia yang diduga beroperasi sebagai tempat mata-mata. Foto: France24

Swedia Curigai Gereja Rusia di Vasteras Jadi Kedok Mata-mata

Fajar Nugraha • 4 July 2025 17:17

Vasteras: Sebuah gereja Ortodoks Rusia di pinggiran kota Vasteras, Swedia, menjadi sorotan tajam setelah muncul dugaan bahwa bangunan tersebut digunakan sebagai kedok kegiatan intelijen yang terkait dengan pemerintah Rusia.

Gereja yang dinamakan Church of the Holy Mother of God of Kazan berdiri mencolok di tengah hutan dekat Bandara Stockholm-Vasteras (VST), hanya 300 meter dari salah satu lokasi latihan strategis NATO. Bangunan kayu bergaya Rusia ini dijaga ketat dengan pagar baja, kamera pengawas, dan tidak terbuka untuk umum—berbeda dengan umumnya gereja di Swedia.

Kekhawatiran terhadap gereja ini mencuat setelah dinas keamanan Swedia (SAPO) menyatakan pada akhir 2023 bahwa Moskow menggunakan Patriarkat Ortodoks Rusia sebagai platform untuk kegiatan yang "mengancam keamanan nasional", termasuk pengumpulan intelijen.

Menurut laporan investigasi yang dirilis France 24, Jumat, 4 Juli 2025, pembangunan gereja itu telah dipertanyakan sejak 2012, ketika cabang Patriarkat Moskow di Swedia pertama kali menyatakan minatnya terhadap lahan di Hasslö. Meski keberatan sempat diajukan oleh SAPO, proyek pembangunan tetap berjalan akibat kelalaian birokratis di tingkat lokal.

Proyek senilai 35 juta krona Swedia atau sekitar Rp59 miliar itu diketahui didanai oleh yayasan yang dikendalikan oleh Rosatom, perusahaan nuklir milik negara Rusia. Saat peresmian gereja pada November 2023, hadir pula pejabat tinggi Patriarkat Moskow, diplomat Rusia dan Belarus, termasuk Vladimir Lyapin, yang belakangan diidentifikasi sebagai mata-mata oleh program investigatif Uppdrag Granskning.

Imam gereja, Pavel Makarenko, sebelumnya dijatuhi hukuman percobaan oleh pengadilan Swedia atas penipuan laporan keuangan perusahaan ekspor-impor Rusia yang ia pimpin. Ia juga dikabarkan menerima medali dari dinas intelijen luar negeri Rusia (SVR), yang dikonfirmasi keasliannya oleh dua pakar keamanan independen.

Selain gereja di Vasteras, Patriarkat Moskow juga diduga melakukan upaya pengambilalihan paksa terhadap gereja-gereja lain di Swedia, termasuk St Sigfrids di Aspudden dan gereja Ortodoks tertua di pusat kota Stockholm. Metodenya serupa: mengerahkan permintaan anggota dalam jumlah besar, mencoba mengendalikan kepemimpinan gereja, dan menguasai properti di dekat infrastruktur strategis seperti jembatan utama dan jalur komunikasi militer.

“Gereja-gereja ini sering kali berdiri di lokasi sensitif, dekat koridor militer, bandara, atau jalur air penting,” kata juru bicara SAPO, Gabriel Wernstedt. Ia menambahkan bahwa pola ini merupakan bagian dari strategi Rusia dalam operasi perang hibrida.

Kini, pemerintah kota Vasteras tengah mempertimbangkan opsi hukum untuk mengambil alih (ekspropriasi) gereja tersebut. Dalam pernyataannya, kantor eksekutif kota menilai properti itu "sedang atau berpotensi digunakan untuk aktivitas mata-mata yang terkait dengan kekuatan asing."

Swedia bukan satu-satunya negara yang mencurigai peran Patriarkat Moskow. Pada 2023, Bulgaria mengusir kepala gereja Rusia setempat karena dugaan spionase, sementara FBI memperingatkan gereja Ortodoks di AS soal potensi rekrutmen agen oleh Rusia.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)