Stimulus Ekonomi Bakal Nggak Ngaruh Jika Tanpa Eksekusi yang Tepat

Ilustrasi. Setda.tegalkab.go.id

Stimulus Ekonomi Bakal Nggak Ngaruh Jika Tanpa Eksekusi yang Tepat

Insi Nantika Jelita • 26 May 2025 13:18

Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menekankan keberhasilan enam paket stimulus ekonomi amat bergantung pada pelaksanaan yang tepat dan terkoordinasi. Hal ini penting agar dampaknya benar-benar nyata pada kuartal II dan III, yang merupakan periode krusial dalam upaya memulihkan pertumbuhan ekonomi tahun ini.
 
Enam stimulus tersebut ialah diskon transportasi umum saat libur sekolah, diskon tarif tol untuk kendaraan pribadi di musim liburan, diskon 50 persen tarif listrik untuk rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 volt ampere (VA).
 
Berikutnya, tambahan bantuan sosial yakni sembako dan pangan untuk 18,3 juta penerima, bantuan subsidi upah bagi pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta dan guru honorer dan terakhir diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi perusahaan padat karya.
 
"Efektivitas program perlu disertai eksekusi yang tepat waktu dan terkoordinasi secara baik agar dampaknya benar-benar terasa," ujar Shinta kepada Media Indonesia, Senin, 26 Mei 2025.
 
Pemerintah, sambung Shinta, juga perlu memastikan stimulus ini menjangkau kelompok ekonomi menengah. Kelompok ini memiliki kontribusi signifikan terhadap konsumsi domestik, namun kerap kali terabaikan dalam pemberian dukungan. Perlu dicatat selama periode 2019–2024, jumlah kelas menengah mengalami penurunan cukup drastis, yaitu sebesar 9,5 juta orang.
 
"Selain itu, pemberian insentif kepada pelaku usaha, terutama di sektor padat karya, perlu diperluas dan dipercepat," jelas Shinta.
 
Bentuk dukungan tersebut, katanya, dapat berupa insentif fiskal di berbagai sektor, kemudahan perizinan dan deregulasi, serta akses pembiayaan yang lebih terjangkau.
 

Baca juga: Ketar-ketir Pelemahan Daya Beli, PHK Massal Jadi Biang Keladi


(Ilustrasi daya beli masyarakat turun. Foto: Freepik)
 

Bantu pelaku usaha di sektor padat karya

 
Mengenai perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Shinta menuturkan perlu juga diperhatikan penambahan insentif langsung lainnya yang lebih konkret untuk membantu pelaku usaha di sektor industri padat karya.
 
Menurut dia, stimulus konsumsi harus diimbangi dengan penguatan sisi produksi. Hal ini agar tidak hanya mendorong belanja jangka pendek, tetapi juga memastikan keberlanjutan industri serta penciptaan lapangan kerja di masa depan.
 
"Keberlangsungan sektor industri padat karya membutuhkan dukungan kebijakan yang mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi sekaligus memperkuat daya saing industri dalam pasar global," imbuh Shinta.
 
Secara keseluruhan, Apindo menyambut baik langkah pemerintah dalam merespons pelemahan ekonomi melalui enam program insentif tersebut. Upaya ini dianggap sebagai upaya strategis untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pemulihan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor konsumsi rumah tangga yang menjadi motor utama pertumbuhan nasional.
 
"Kehadiran stimulus berbasis konsumsi menjadi sangat relevan untuk meningkatkan kembali perputaran ekonomi domestik," kata Shinta.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)