Pengusaha Garmen dan Tekstil Komitmen Jaga Daya Saing dan Keberlanjutan Industri

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Pengusaha Garmen dan Tekstil Komitmen Jaga Daya Saing dan Keberlanjutan Industri

Eko Nordiansyah • 28 October 2025 10:36

Jakarta: Pelaku usaha Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI) menegaskan, industri tekstil tetap berkomitmen menjaga daya saing global, keberlanjutan lapangan kerja, dan kontribusi terhadap ekspor nasional. Ini disampaikan di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika kebijakan perdagangan internasional.

Ketua AGTI Anne Patricia Sutanto mengatakan, meskipun industri menghadapi tekanan dari peningkatan impor dan fluktuasi permintaan global, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tetap menjadi salah satu kontributor terbesar bagi ekspor nonmigas nasional dengan nilai mencapai USD11,9 miliar pada 2024.

“Kami ingin menegaskan industri tekstil Indonesia bukan sedang melemah, tetapi sedang beradaptasi. Kami terus berinvestasi dalam efisiensi energi, digitalisasi, dan sustainability untuk memastikan daya saing produk Indonesia di pasar global tetap kuat,” ujar Anne kepada wartawan, Selasa, 28 Oktober 2025.

Selain berorientasi ekspor, sektor ini juga menjadi penopang penting ekonomi daerah dengan menyerap jutaan tenaga kerja, terutama di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Oleh karena itu, pengusaha menilai pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang seimbang antara melindungi industri dalam negeri dan membuka pasar global.

“Kita meyakini, dengan peningkatan daya saing baik dari sisi SDM, teknologi, energi dan rantai pasok, industri garmen dan tekstil Nasional mampu bertahan bahkan ketika tidak ada kebijakan overprotective yang tidak selamanya menguntungkan semua pihak. Ini memang bukan pekerjaan ringan dan bisa dikerjakan orang segelintir pihak, tapi perlu kerja gotong royong dan rasa nasionalisme yang tinggi berlandaskan asas Pancasila. Fokus kami adalah menjaga produktivitas dan keberlanjutan industri nasional,” lanjut dia.



(Ketua Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI) Anne Patricia Sutanto. Foto: Dok istimewa)

Perusahaan lokal jadi mitra utama merek global

Sementara itu, AGTI menilai, narasi yang menampilkan industri tekstil Indonesia seolah tidak mampu bersaing secara global tidak sepenuhnya mencerminkan realita di lapangan. Banyak perusahaan garmen nasional justru telah menjadi mitra utama bagi merek-merek global ternama dan memenuhi standar ketat internasional.

Terkait adanya isu impor ilegal, Anne meminta sebaiknya pihak yang menuduh bisa memberikan bukti langsung kepada pihak berwajib. Dengan demikian, lanjut dia, persoalan tersebut bisa segera ditangani dan meredakan kegaduhan seolah sektor garmen dan tekstil di Indonesia sulit maju.

Dengan dukungan kebijakan fiskal dan industri yang tepat, pengusaha yakin bahwa sektor TPT Indonesia dapat menjadi motor pertumbuhan hijau (green growth) yang mendorong ekspor berkelanjutan dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok dan peningkatan daya saing lokal dan global.

“Kami percaya, masa depan industri tekstil Indonesia adalah masa depan yang berkelanjutan, inovatif, dan inklusif. Tantangan yang ada hari ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)