Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance. Foto: EFE
Fajar Nugraha • 9 April 2025 08:05
Beijing: Tiongkok mengecam retorika Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) J.D. Vance sebagai ‘bodoh’. Hal ini dipicu setelah Vance mengatakan, Amerika Serikat meminjam uang dari “petani Tiongkok” dalam sebuah wawancara televisi minggu lalu.
“Posisi Tiongkok terkait hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS telah diperjelas,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam sebuah konferensi pers pada 8 April.
“Sungguh mengejutkan dan menyedihkan mendengar wakil presiden mengucapkan kata-kata bodoh dan tidak sopan seperti itu,” ucap Lin Jian.
Tiongkok tetap menentang tarif yang ditetapkan pemerintahan Trump dan ancaman terbaru dari Presiden Donald Trump berupa tarif tambahan sebesar 50 persen atas barang-barang Tiongkok kecuali Beijing membatalkan pungutan balasannya atas impor AS.
Kementerian Perdagangan Tiongkok pada 8 April menuduh Amerika Serikat melakukan ‘pemerasan’ dan mengatakan Beijing akan ‘berjuang sampai akhir’.
Dalam wawancara dengan Fox News minggu lalu, Vance membela tarif global yang diberlakukan pemerintahan Trump, dengan menanyakan apa yang telah diberikan ‘ekonomi globalis’ kepada Amerika Serikat.
Menjawab pertanyaannya sendiri, Wapres Vance mengatakan Amerika "menanggung utang yang sangat besar untuk membeli barang-barang yang dibuat negara lain" untuk pasarnya.
"Kami meminjam uang dari petani Tiongkok untuk membeli barang-barang yang diproduksi oleh petani Tiongkok itu," kata Vance.
Kebijakan baru Trump, yang dikecam oleh banyak pemimpin internasional, telah mendatangkan malapetaka di pasar keuangan dan mendorong para ahli untuk mengeluarkan peringatan tentang inflasi.
Perang dagang yang meningkat antara kedua negara itu siap merugikan warga Amerika, yang tahun lalu membeli barang senilai USD440 miliar dari Tiongkok, menjadikan negara itu sumber impor terbesar kedua setelah Meksiko.