NTB Punya 54 Dapur Gizi, Berpotensi Serap Rp54 Miliar

Mataram: DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Aula PT Cipta Rezeki Utama, Kota Mataram, Rabu, 18 Juni 2025. Kegiatan diikuti sekitar 300 warga dan menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memerangi masalah gizi buruk di masyarakat.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Muazzim Akbar, Sekretaris Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN Lalu Muhammad Iwan Mahardan, Anggota DPRD Mataram Ahmad Azhari Gufron, serta Camat Ampenan Muzakir Walad.

Dalam sambutannya, Muazzim Akbar mengatakan keberhasilan program MBG tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, melainkan memerlukan keterlibatan aktif masyarakat.

“Indonesia membutuhkan sekitar 30.000 dapur yang dibangun secara gotong royong dan melibatkan rakyat. Masyarakat bisa turut serta dengan membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sesuai standar operasional prosedur, dan menjadi mitra BGN,” ujarnya.

Program MBG tidak hanya menyasar peserta didik, tetapi juga ibu hamil dan menyusui. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kecukupan gizi, kecerdasan anak, serta membuka lapangan kerja di berbagai wilayah, termasuk Kecamatan Ampenan.

Sekretaris Deputi Promosi dan Kerja Sama BGN, Lalu Muhammad Iwan Mahardan, mengungkapkan hingga saat ini telah berdiri 54 SPPG di Provinsi NTB. Setiap dapur berpotensi mendapat dukungan anggaran sebesar Rp1 miliar.

“Jika target 400 SPPG dapat terealisasi, maka potensi dana yang masuk ke NTB bisa mencapai Rp400 miliar,” jelas Iwan.

Program MBG merupakan inisiatif strategis BGN yang dijalankan berdasarkan Peraturan Presiden tahun 2024. Program ini bertujuan memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi dalam mendukung lahirnya generasi emas Indonesia 2045.

Riset menunjukkan Indonesia diproyeksikan memiliki populasi muda yang besar pada 2045. Oleh karena itu, program MBG diharapkan menjadi pilar penting untuk menciptakan generasi sehat, produktif, dan kompetitif di masa depan.