Teror Kepala Babi Tempo, Jubir Istana Jelaskan Maksud Pernyataan

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo.

Teror Kepala Babi Tempo, Jubir Istana Jelaskan Maksud Pernyataan "Dimasak Aja"

Wandi Yusuf • 22 March 2025 15:53

Jakarta: Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menanggapi teror kiriman kepala babi menuai reaksi beragam publik. Hasan meminta kepala babi itu "dimasak aja".

Merespons reaksi publik, Juru Bicara Istana itu mengatakan pernyataan dia tak lain merujuk cara Wartawan Tempo Fransisca Christy Rosana (Cica) merespons teror. Cica merupakan korban dari teror kepala babi itu. Cica merespons teror itu dengan santai. Bahkan dengan berguyon.

"Jadi, kita sempurnakan saja cara Cica merespons teror tersebut. Kita sempurnakan saja dengan cara mengecilkan si peneror (dengan menyatakan 'dimasak aja')," kata Hasan saat dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu, 22 Maret 2025.

Hasan mengaku jarang sepakat dan jarang setuju dengan Tempo. Tapi, kali ini dia setuju dengan cara Cica merespons teror.

Cara seperti ini, kata dia, merupakan cara jitu untuk mengecilkan pesan teror dari si pengirim. Dan, menurut Hasan, cara itu merupakan cara elegan dan pas di masa saat ini.

"Kirim-kirim (teror) begini, ini kan cara-cara lama. Sudah nggak laku lagi di generasi sekarang. Zaman dulu mungkin jadi sesuatu, tapi hari ini sudah dikecilkan saja," kata dia.
 

Baca: 

Soal Teror Kepala Babi ke Jurnalis Tempo, Jubir Istana: Dimasak Aja


Hasan mengatakan jika teror disikapi dengan ketakutan, maka akan semakin besar ketakutan, kegelisahan, bahkan keprihatinan. Sebaliknya, si peneror akan bahagia  berarti terornya sampai.

"Ya, coba kamu bayangin kalau kiriman (kepala babi) itu dimasak. Si peneror stres nggak kira-kira? Itu cara menurunkan Ketakutan yang ingin dia sebarkan. Agar pesan dia nggak sampai," kata Hasan.
 

Merujuk tragedi bom Sarinah

Hasan membandingkan reaksi masyarakat terhadap teror kepala babi dengan peristiwa Bom Sarinah 2016, di mana warga Jakarta tidak menunjukkan ketakutan, bahkan ada pedagang yang tetap berjualan di sekitar lokasi.

"Waktu bom Sarinah kenapa Indonesia jadi pembicaraan dunia? Karena lagi ada bom tapi orang kumpul ramai-ramai, ada penjual kacang, ada penjual sate. Dan muncul hashtag ‘kami tidak takut’ waktu itu," kata Hasan.
 

Minta diusut tuntas

Hasan juga meminta polisi untuk menindaklanjuti laporan atas teror kepala babi ke kantor Tempo. Laporan ini dilayangkan Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yarsa bersama Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ).

Laporan dilayangkan ke Bareskrim Polri. Laporan teregister dengan nomor LP/B/153/III/2025/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 21 Maret 2025.

"Setiap laporan harus ditindaklanjuti ya," kata Hasan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)