Wamenlu Arrmanatha Nasir dalam 10th FEALAC FMM di Ulaanbaatar, Mongolia, 22 Agustus 2025. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 23 August 2025 19:12
Ulaanbaatar: Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha C. Nasir menekankan pentingnya menjaga prinsip multilateralisme dalam menghadapi kompleksitas tantangan global saat ini. Pernyataan itu ia sampaikan pada 10th Forum for East Asia and Latin America Cooperation Foreign Ministers’ Meeting (10th FEALAC FMM) bertema “25 Years and Beyond: Vision for East Asia and Latin America” di Ulaanbaatar, Mongolia, Jumat, 22 Agustus.
Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan 32 negara anggota FEALAC di kawasan Asia Timur dan Amerika Latin, serta organisasi internasional seperti UN ECLAC, UN ESCAP, dan FEALAC Cyber Secretariat.
Menurut Arrmanatha atau akrab disapa Tata, dalam 25 tahun sejak berdiri, FEALAC telah berkembang menjadi forum antar kawasan yang dinamis dan berpengaruh, di tengah menurunnya kepercayaan global terhadap multilateralisme.
“Dunia membutuhkan forum lintas kawasan seperti FEALAC untuk menjaga stabilitas dan kerja sama,” ujar Wamenlu Tata, dalam keterangan di situs Kemenlu RI, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Ia mengusulkan tiga strategi untuk memperkuat FEALAC, yakni memperkuat kerangka institusional, menumbuhkan rasa kepemilikan atas tujuan bersama, serta meningkatkan relevansi organisasi bagi masyarakat. Indonesia, lanjutnya, berkomitmen memperdalam hubungan antar kawasan, memperkuat people-to-people connection, dan memaksimalkan inisiatif FEALAC agar dampaknya nyata bagi masyarakat.
Wamenlu Arrmanatha juga menekankan, bertepatan dengan 25 tahun FEALAC dan 80 tahun berdirinya PBB, forum ini harus menjadi garda depan reformasi multilateralisme, termasuk implementasi penuh Pact of the Future. Ia mengusulkan pembentukan Kaukus FEALAC di New York untuk mempercepat diskusi terkait reformasi PBB.
Pertemuan ini menghasilkan Ulaanbaatar Declaration sebagai dokumen utama yang menegaskan komitmen negara anggota terhadap multilateralisme, Piagam PBB, reformasi PBB, kerja sama perubahan iklim, serta pencapaian SDGs.
FEALAC dibentuk pada 1999 sebagai wadah dialog dan kerja sama antar kawasan Asia Timur dan Amerika Latin di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, sosial-budaya, iptek, hingga lingkungan hidup. Saat ini FEALAC beranggotakan 36 negara, terdiri atas 16 negara Asia Timur (termasuk Indonesia) dan 20 negara Amerika Latin.
Baca juga: Wamenlu RI Sebut Diaspora Kekuatan Strategis Menuju Indonesia Emas 2045