Wacana Koalisi Permanen Dianalisis

Direktur Eksekutif Kedai Kopi Hendri Satrio/Medcom.id/Theo

Wacana Koalisi Permanen Dianalisis

Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 16 February 2025 09:23

Jakarta: Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menanggapi wacana Koalisi Indonesia Maju menjadi permanen. Koalisi tersebut akan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada 2029.

Hensa menyayangkan wacana seperti ini muncul setelah 100 hari masa pemerintahan Prabowo-Gibran. Pasalnya, elite politik justru memilih sibuk bicara terkait kekuasaan disaat masyarakat sedang disibukkan dengan permasalahan yang melanda Tanah Air, seperti efisiensi anggaran dan lainnya.

"Baru 100 hari lebih dikit terus udah ngomongin kekuasaan di 2029, padahal kemarin rakyat lagi disuguhin pemotongan, efisiensi, terus tiba-tiba mereka bicara tentang kekuasaan di 2029," kata Hensa kepada wartawan, Minggu, 16 Februari 2025.
 

Baca: Rencana KIM Plus Jadi Permanen, Begini Komentar Ganjar

Bicara soal koalisi permanen, Hensa pun mempertanyakan apakah koalisi tersebut hanya mendukung pencalonan Prabowo saja atau menjadi dukungan satu paket Prabowo-Gibran kembali di 2029.

Menurutnya, tidak mungkin jika ketua parpol lain di KIM saat ini juga tidak mengincar menjadi pendamping Prabowo di 2029.

"Pertanyaan besarnya kalau bicara koalisi permanen, ini hanya untuk partai politik atau pasangan capres cawapresnya juga permanen?," tanya Hensa.

"Kalau capres kan sudah pasti pak Prabowo, cawapresnya tetap Gibran atau ganti? Ketum Parpol lain pasti ada yang mengincar jadi cawapresnya Prabowo," lanjutnya.

Di sisi lain, wacana koalisi permanen ini sekaligus membuktikan pernyataan Hensa sebelumnya, dimana ia menyebut maju menjadi presiden dan wakil presiden tidaklah murah dan mudah meski Mahkamah Konstitusi menghapus ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) pada 2 Januari 2025.

Hensa sempat menyebutkan, faktor ongkos politik dan investasi elektoral merupakan dua tantangan terbesar para parpol untuk mengusung calonnya sendiri.

"Sekali lagi, ini cukup membuktikan analisa saya sebelumnya jika nanti di 2029 kita tak memiliki banyak calon presiden, faktor finansial dan tabungan elektoral bukanlah hal yang dapat dikejar dengan cepat selama kurang lebih 4 tahun ke depan sejak 2025 ini," pungkas Hensa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)