Ilustrasi pertambangan Freeport. Foto: dok MI.
Insi Nantika Jelita • 14 February 2025 20:30
Jakarta: Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengungkapkan, produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) anjlok 40 persen dari kapasitas normal. Ini karena perusahaan tersebut belum mendapatkan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 7 Tahun 2023, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI berakhir pada Desember 2024. Sejak saat itu, Bambang menyebut stockpile atau penampungan konsentrat tembaga Freeport menumpuk. Akibatnya, perusahaan itu mengurangi produksi konsentrat tembaga.
"Kalau stockpile-nya sudah penuh kan otomatis produksinya akan turun. Turunnya menjadi 60 persen," ujar Tri di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025.
Kendati demikian, Tri mengatakan Freeport dapat menggenjot kembali produksi konsentrat tembaga jika sudah mendapat izin perpanjangan ekspor dari pemerintah.
Perusahaan pelat merah itu diketahui mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat tembaga dengan alasan mengalami insiden kebakaran di pabrik asam sulfat smelter PT Freeport Indonesia di Gresik Jawa Timur yang terjadi pada Oktober 2024 lalu.
"Mereka kan sempat maintenance (memelihara) produksinya turun 40 persen. Tapi, itu bisa naik (produksinya)," ucapnya.
Baca juga: Bisnis Pertambangan Tembaga dan Emas RI Masih Cerah, Ini Buktinya |