Putri Purnama Sari • 31 October 2025 17:05 
                
                
                    
                        Jakarta: Di balik pancaran lampu studio dan para bintang terkenal yang muncul di layar kaca, ada sosok yang bekerja dengan tenang tanpa banyak sorotan. 
Salah satunya, Nurul Aini, atau yang akrab disapa Mbak Nurul, waitress green room Metro TV. Ia adalah penjaga setia ruang nyaman tempat para narasumber menunggu giliran sebelum tampil di depan layar.
Sudah 17 tahun ia menjalani tugasnya di ruangan itu, artinya sudah lebih dari separuh usia Metro TV yang kini genap 25 tahun. Dengan senyum ramah dan tangan cekatan, Mbak Nurul selalu memastikan kopi, teh, atau camilan siap tersaji bagi siapa pun narasumber yang datang.
“Sebelum narasumber datang, saya sudah siapkan teh, kopi, atau snack-nya. Kadang kalau waktunya pas makan siang, saya bantu juga siapkan makanan berat,” tuturnya sambil tersenyum.
Dari Penulis Favorit hingga Aktor Layar Lebar
Meski pekerjaannya terlihat sederhana, pengalaman yang ia kumpulkan selama hampir dua dekade sungguh berwarna. Ia mengaku sudah bertemu dengan begitu banyak tokoh, mulai dari penulis, artis, politikus, pejabat hingga Presiden.
“Saya enggak terlalu punya idola sih, tapi kalau ada penulis yang bukunya pernah saya baca datang ke sini, saya suka minta tanda tangan di bukunya. Dulu pernah sama Andrea Hirata. Pernah juga Dewi Lestari datang, tapi waktu itu saya belum sempat baca bukunya,” ucapnya sambil tertawa kecil.
 Mbak Nurul dan Nirina Zubir, dok: pribadi
Mbak Nurul dan Nirina Zubir, dok: pribadi
Selain penulis, ia juga pernah bertemu dengan aktor papan atas seperti Nirina Zubir hingga Reza Rahadian dan Raihaanun, saat keduanya tengah mempromosikan film Twivortiare. Meski banyak orang akan memanfaatkan kesempatan itu untuk berfoto, ia justru memilih untuk tidak melakukannya.
“Saya orangnya pemalu dan segan. Kadang mereka datang sudah capek, jadi saya nggak tega ganggu untuk foto-foto, apalagi mereka juga masih harus bekerja,” ujarnya lembut.
“Lagipula buat saya, yang penting mereka nyaman di sini. Banyak yang bilang green room Metro TV itu tempat paling 
homey, ibaratnya datang langsung disediain makanan minuman, jadi saya hanya fokus kerja aja sih, saya pengen mereka disini ngerasa kayak di rumah," tuturnya lagi.
 
Suka Duka Menjadi Penjaga Green Room
 Green Room Metro TV, dok: MTVN/Putri Purnama
Green Room Metro TV, dok: MTVN/Putri Purnama
Selama bertahun-tahun, ia telah melalui berbagai momen suka dan duka. Mbak Nurul bercerita, karena ia sudah terbiasa melayani tamu dari berbagai kalangan artis, politisi, hingga menteri jadi pekerjaannya cukup santai. Hanya saja, ia mengaku masih sering kali gugup dan takut melakukan kesalahan jika para narasumber tersebut didampingi para BOD atau pimpinan.
“Kalau sekarang sih sudah santai, mau tamunya siapa saja. Cuma kalau para BOD (pimpinan) turun, baru tuh deg-degan, takut salah pegang 
tray atau salah ngasih minum, kan tidak enak kalau dilihat,” ujar Mbak Nurul sembari tertawa.
Dulu, sebelum pandemi, Mbak Nurul bercerita bahwa ia kerap menerima narasumber dari kalangan petinggi negara. Kini, tamunya lebih beragam, mulai dari selebritas hingga musisi.
Ia juga menuturkan bahwa dahulu timnya beranggotakan tiga orang, sedangkan sekarang hanya dua orang yang bekerja secara bergantian dalam shift pagi dan malam. Mbak Nurul sendiri lebih sering mengambil shift pagi karena acara 
morning show sudah dimulai sejak dini hari.
“Kadang jam 4 pagi udah harus 
standby. Pernah juga disuruh datang jam setengah 4, karena tamunya datang lebih awal,” katanya.
 Green Room Metro TV, dok: MTVN/Putri Purnama
Green Room Metro TV, dok: MTVN/Putri Purnama
Bagi sebagian orang, rutinitas seperti itu mungkin terasa melelahkan. Tapi bagi Mbak Nurul, ruang green room bukan sekadar tempat kerja. Di sanalah ia tumbuh, menyaksikan perubahan program, pergantian generasi, bahkan pasang surut dunia pertelevisian.
 
Harapan untuk Metro TV di Usia ke-25
 Metro TV, dok: MTVN/Putri Purnama
Metro TV, dok: MTVN/Putri Purnama
Sebagai seseorang yang telah mendampingi Metro TV selama hampir dua dekade, Mbak Nurul menyimpan doa dan harapan yang dalam untuk tempatnya bekerja.
“25 tahun bukan usia yang muda ya untuk stasiun TV, udah wow banget ya. Ibaratnya kalau pohon makin tinggi, terpaan anginnya makin kencang. Tapi saya harap dengan terpaan angin yang kencang ini Metro tidak tumbang, tidak roboh, tidak tercabut dari akarnya dan tetap berdiri kokoh," ujarnya penuh makna.
“Ibarat burung elang, makin tinggi terbangnya, makin kuat kepakan sayapnya, makin luas jangkauannya, bukan cuma di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia," tuturnya penuh harap.
Sebuah pesan sederhana, namun lahir dari hati seseorang yang tahu betul arti kerja keras, ketulusan, dan loyalitas. Di balik secangkir kopi yang ia hidangkan, tersimpan 
kisah 17 tahun pengabdian dan cinta pada profesi yang diam-diam turut menghidupkan layar televisi Metro TV.
Bekerja dengan Hati, Bukan Sekadar Rutinitas
Kisah Mbak Nurul menjadi pengingat bahwa kesetiaan dan ketulusan tak selalu datang dari panggung besar. Ada keindahan tersendiri dalam pekerjaan yang dilakukan dengan hati, meski tanpa tepuk tangan dan tanpa sorotan kamera.
Dari balik pintu green room, Mbak Nurul membuktikan bahwa setiap orang punya peran penting dalam menghadirkan sesuatu yang besar. Bahwa keberhasilan sebuah tayangan bukan hanya hasil kerja orang di depan layar saja, tetapi juga dari mereka yang bekerja diam-diam di baliknya.