Bill Gates menggenggam Vaksin. (Jean-Marc Ferré/PBB)
Jakarta: Kabar bahwa Bill Gates memilih Indonesia sebagai salah satu lokasi uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) menimbulkan berbagai reaksi. Dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Gates menegaskan bahwa Indonesia berperan penting dalam pengembangan vaksin global.
“Kami punya dua lokasi di mana kami mencoba vaksin itu di sini, dan itu akan membantu kami mengetahui seberapa bagus vaksin itu bekerja,” kata Gates dalam pernyataan resminya di Ruang Oval Istana.
Namun, bersamaan dengan komitmen filantropis tersebut, netizen merasa sinis terhadap program ini, merasa bahwa warga Indonesia dibuat sebagai kelinci percobaan. Sinisme terhadap vaksin Bill Gates bukan hal yang baru, ketika covid-19 masih merajarela, Bill Gates yang mencoba membuat vaksin terhadap penyakit ini memunculkan beberapa teori konspirasi.
Salah satu teori paling populer dan bertahan lama bahkan sampai saat ini adalah tuduhan bahwa Gates memasukkan microchip ke dalam vaksin demi mengendalikan umat manusia. Berikut ulasannya.
Asal Usul Teori Microchip: Dari Reddit hingga Meme Dunia Maya
Melansir Reveal pada 5 Juni 2021, teori konspirasi microchip dalam vaksin bermula dari sesi AMA (Ask Me Anything) Bill Gates di Reddit pada Maret 2020. Dalam diskusi tersebut, Gates memprediksi bahwa di masa depan semua orang akan membawa semacam "paspor digital" untuk mencatat status kesehatan mereka. Tak ada satu kata pun tentang microchip.
Namun, keesokan harinya, situs biohacker asal Swedia bernama Biohackinfo memuat artikel yang menafsirkan komentar Gates sebagai bentuk dukungan terhadap teknologi microchip implan. Admin situs yang dikenal sebagai CyphR, adalah bagian dari komunitas biohacking yang memang mendorong penggunaan chip implan untuk memantau biometrik dan identitas pribadi.
Mereka menghubungkan komentar Gates dengan riset yang didanai Bill & Melinda Gates Foundation tentang teknologi "quantum dot"—tinta tak kasat mata yang bisa menyimpan data vaksinasi dan dibaca lewat cahaya ponsel khusus.
Dari interpretasi tersebut, CyphR menulis judul yang provokatif: “Bill Gates akan menggunakan implan microchip untuk melawan virus corona.”
“Kami mencoba
mememekan ide biohacking ini agar bisa masuk ke arus utama,” tulisnya dalam email, mengakui bahwa konten mereka hanya untuk candaan.
Dua hari setelah artikel itu terbit, pendeta Baptis asal Florida, Adam Fannin, menemukan tulisan tersebut dan mengaitkannya dengan nubuat kitab Wahyu. Dalam video khotbahnya yang diunggah ke YouTube, Fannin menyatakan bahwa implan itu bukan sekadar sistem identifikasi, tetapi bagian dari penyembahan terhadap "sang binatang" (beast).
Ia menambahkan satu kata penting dalam judul videonya: “vaksin.” Video berjudul “
Bill Gates – Microchip Vaccine Implants” itu segera viral dan meraup 1,6 juta penonton.
Sejak saat itu, teori konspirasi tersebut menyebar cepat ke berbagai kanal: dari tokoh-tokoh kontroversial seperti Roger Stone, selebritas seperti M.I.A. dan Kanye West, hingga pengguna TikTok generasi muda yang menggabungkan potongan gambar microchip dengan musik latar menyeramkan ala X-Files.
Charlamagne Tha God, pembawa acara radio nasional, bahkan mengatakan dalam siarannya, “
Boom, microchips untuk kalian semua.”
Penyebaran teori ini terus berlanjut, termasuk lewat Newsmax dan berbagai platform media sayap kanan, bahkan dalam beberapa wawancara radio.
“Apakah Bill Gates punya peran dalam menciptakan virus ini? Itu masih bisa diperdebatkan," ucap Roger Stone dalam wawancara radio pada 13 April 2020.
"Tapi mereka jelas ingin menggunakan pandemi ini untuk memaksa vaksinasi dan menanam chip ke orang-orang,” tambahnya.
Padahal, seperti ditegaskan Reveal, tidak ada bukti satu pun dari 170 juta warga AS yang telah divaksin disisipi chip pelacak. Namun survei Surgo Ventures menunjukkan bahwa 1 dari 14 warga AS percaya kemungkinan adanya chip dalam vaksin, dan 1 dari 4 mengaku tidak tahu apakah itu benar atau tidak.
Respons Bill Gates terhadap Tuduhan
Dalam wawancara dengan CNET pada September 2024, Gates mengisahkan momen saat ia dihampiri seorang perempuan di jalan yang menuduhnya menanamkan microchip lewat vaksin.
“Saya sungguh tidak perlu melacak Anda secara pribadi,” ujar Gates.
Ia juga pernah merespons teori konspirasi ini di X (dulu Twitter).
“Beberapa teori seperti saya menanam chip di lengan orang sungguh tak masuk akal. Kenapa saya ingin melakukan itu?,” tulis Gates, melansir Bussiness Insider.
Gates menyebut bahwa dirinya kerap menjadi sasaran teori konspirasi, mulai dari vaksinasi hingga akuisisi lahan pertanian di AS. Ia menyebut pendekatan investasi dilakukan secara profesional, tanpa motif tersembunyi.
“Anda harus punya selera humor, Ketika orang bilang saya ingin melacak semua orang—mengapa saya ingin melakukan itu?” katanya kepada BBC.
Di tengah upaya global 5 tahun lalu melawan penyakit seperti COVID-19 dan TBC saat ini, teori konspirasi menjadi tantangan nyata bagi komunikasi publik. Misinformasi tentang vaksin, termasuk teori microchip yang menyasar figur seperti Bill Gates, dapat melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap sains dan memperlambat respons kesehatan masyarakat.
Sebagaimana dicatat oleh WHO, hesitansi vaksin kini menjadi salah satu dari sepuluh ancaman terbesar terhadap kesehatan global. Dalam situasi seperti ini, menakar antara transparansi, pendidikan, dan ketahanan informasi menjadi kunci untuk menangkis narasi-narasi menyesatkan yang viral di dunia maya.