Beda dengan Dedi Mulyadi, Pemprov DKI Jakarta Pilih Kirim Anak Nakal ke Perpustakaan

Jakarta: Dalam beberapa waktu terakhir, pendekatan terhadap anak-anak dengan perilaku menyimpang kembali menjadi sorotan. Jika Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, ingin mengirim anak-anak nakal ke barak militer, Pemprov DKI Jakarta justru memilih jalur berbeda yakni dengan mengirim anak-anak itu ke perpustakaan. 

Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik Cyril Raoul Hakim (Chico) mengatakan, Jakarta mempunyai kebijakan sendiri terkait dengan penertiban warga dan mendidik serta membina warganya.

Kebijakan ini merupakan bagian dari program pembinaan sosial yang diusung Dinas Sosial DKI Jakarta, bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan literasi.

Anak-anak yang tertangkap melakukan aksi seperti mencopet ringan, berkeliaran tanpa pengawasan, atau terlibat tawuran akan diarahkan untuk mengikuti program pembinaan karakter melalui kegiatan membaca dan diskusi buku di perpustakaan.
 

Baca juga: Ingin Perpusnas Dikelola Pemprov, Pramono: Supaya Bisa Buka Sampai Malam

Chico menuturkan Pemprov DKI memberi ruang pada warga untuk berkreasi di tempat seharusnya seperti taman dan perpustakaan. Hal ini melahirkan kebijakan perpanjangan jam operasional taman dan perpustakaan dari semula hingga sore hari menjadi malam hari.

"Kami akan menerapkan banyak hal tapi lebih memadatkan kegiatan-kegiatan positif, makanya taman dibuka sampai malam artinya membuka ruang bagi anak-anak muda untuk berkreasi di tempat yang seharusnya termasuk perpustakaan," kata Chico, Rabu, 14 Mei 2025.

Sementara itu, terkait premanisme di Jakarta, Pemprov DKI telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya melalui operasi terpadu penanggulangan premanisme. Operasi penanggulangan premanisme dilaksanakan selama 15 hari, yakni pada 15 Mei hingga 30 Mei 2025.