Motor listrik Gesits. Foto: Medcom.id/Ekawan Raharja
Media Indonesia • 30 May 2023 12:21
Jakarta: Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mendorong agen pemegang merek (APM) sepeda motor listrik untuk lebih gencar menggaet konsumen dalam menyalurkan insentif pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta per unit.
Nantinya, staf marketing dari suatu APM akan menawarkan program insentif tersebut secara door to door atau pintu ke pintu dengan mendatangi langsung kantor atau toko calon konsumen yang sesuai dengan kriteria penerima insentif motor listrik.
Calon penerima yang dimaksud ialah mereka yang masuk golongan penerima kredit usaha rakyat (KUR), bantuan produktif usaha mikro (BPUM), bantuan subsidi upah, serta pelanggan penerima subsidi listrik sampai 900 volt ampere (VA).
"Saya minta semua APM yang menjadi mitra pemerintah jangan menunggu bola, harus proaktif," kata Budi dilansir Media Indonesia, Selasa, 30 Mei 2023.
"Pihak marketing bisa datangi ke beberapa kantor swasta untuk bisa mengecek nomor induk kependudukan (NIK) masyarakat dan menawari langsung apakah berminat mendaftar sebagai penerima bantuan," tambahnya.
Masyarakat tak minat
Budi menjelaskan jika dikumpulkan ada 30 juta masyarakat yang terdaftar masuk dalam empat kategori syarat penerima insentif motor listrik. Namun sayangnya, tidak banyak dari mereka yang berminat mendaftarkan diri sebagai penerima bantuan pembelian motor listrik Rp7 juta.
"Dari industri ada yang mengatakan bahwa konsumen masih memiliki motor, kemudian ada yang bilang tidak punya uang untuk membayar sisa pembelian dari Rp7 juta," kata mantan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub itu.
Oleh karenanya, Ketua Aismoli mendorong APM-APM untuk terus berupaya menarik minat konsumen agar bantuan dari pemerintah tersebut berjalan optimal.
Berdasarkan data Aismoli per 28 Mei 2023, sebanyak 599 pendaftar lolos verifikasi insentif motor listrik. Angka ini masih jauh dari target yang dipatok pemerintah sebesar 200 ribu unit motor listrik di tahun ini.
"Memang harus ada banyak peran aktif yang terlibat dan APM juga jangan produksi asal-asalan agar dipercaya konsumen," ucap Budi.
(Insi Nantika Jelita)