Putin Sebut Proposal Afrika Berpotensi Jadi Dasar Perdamaian di Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin. (EPA)

Putin Sebut Proposal Afrika Berpotensi Jadi Dasar Perdamaian di Ukraina

Willy Haryono • 30 July 2023 08:31

Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa inisiatif yang diajukan jajaran pemimpin Afrika dapat menjadi dasar perdamaian dalam perang Moskow di Ukraina, tetapi mengeklaim bahwa rentetan serangan dari Kyiv membuat penghentian permusuhan "hampir tidak mungkin" terjadi.

Komentar disampaikan Putin di Moskow pada hari Sabtu, 29 Juli 2023, setelah bertemu dengan para pemimpin Afrika di Saint Petersburg dan mendengar seruan mereka agar Rusia bersedia melanjutkan proposal damai.

Proposal tersebut melayangkan serangkaian langkah yang mungkin meredakan konflik, termasuk penarikan pasukan Rusia, penghapusan senjata nuklir taktis Rusia dari Belarusia, penangguhan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Putin, dan keringanan sanksi.

Hingga saat ini, rincian proposal dari jajaran pemimpin Afrika untuk perang Rusia di Ukraina belum dipublikasikan.

"Ada hal-hal yang hampir tidak mungkin diterapkan, seperti gencatan senjata – tetapi Ukraina terus maju dan melakukan serangan strategis. Bagaimana caranya kita menahan tembakan ketika mereka terus maju ke arah kita?" tanya Putin kepada awak media.

"Ini hanya bisa menjadi inisiatif bilateral. Tetapi inisiatif (Afrika) menurut saya dapat menjadi dasar dari proses tertentu menuju resolusi damai, seperti inisiatif Tiongkok. Tidak ada yang kontradiktif di sini," sambungnya, seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 30 Juli 2023.

Sebelumnya, Ukraina telah cenderung bersikap dingin terhadap proposal damai Afrika, termasuk mengenai gencatan senjata.

Proposal Tiongkok, yang diluncurkan awal tahun ini, berisi 12 poin yang menyerukan deeskalasi dan gencatan senjata di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menolak gagasan gencatan senjata, yang disebutnya hanya akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima wilayah negaranya dan memberi pasukan Moskow waktu untuk mengumpulkan kembali kekuatan setelah berperang selama 17 bulan.

Ia mengatakan bahwa pembicaraan damai harus dapat mendesak Rusia menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diduduki, sesuatu yang dikatakan Negeri Beruang Merah tidak dapat dinegosiasikan.

Mengomentari isi dari beberapa proposal damai, Putin berkata: "Kami tidak menolak mereka", tetapi untuk memulai proses ini, perlu ada kesepakatan di kedua sisi."

Baca juga:  Blinken: Ukraina Rebut Kembali Separuh dari Wilayah yang Diduduki Rusia

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)