Penjaga Pantai Tiongkok Kejar dan Cegat Kapal Filipina di Laut China Selatan

Kapal penjaga pantai Tiongkok mencoba mencegat kapal Filipina di Laut China Selatan, 22 Agustus 2023. (AP/Aaron Favila)

Penjaga Pantai Tiongkok Kejar dan Cegat Kapal Filipina di Laut China Selatan

Willy Haryono • 23 August 2023 18:53

Beijing: Delapan kapal Tiongkok mengejar dan sempat mencegat empat kapal Filipina dalam misi mengirim pasokan ke sebuah garnisun kecil di Laut China Selatan. Peristiwa ini terjadi di saat pesawat pengintai Amerika Serikat (AS) terbang di atas perairan sengketa tersebut.

Pertarungan dalam Laut China Selatan terjadi pada Selasa yang lalu setelah adanya jaminan dari kapal penjaga pantai Tiongkok bahwa kapal Filipina akan diizinkan untuk mengirimkan pasokan ke pos terdepan di Second Thomas Shoal "dalam semangat kemanusiaan."

Namun, operator radio Tiongkok memperingatkan bahwa dua kapal penjaga pantai Filipina yang mengawal dua kapal pembawa pasokan untuk marinir Filipina di Second Thomas Shoal harus segera pergi atau "bertanggung jawab atas semua konsekuensinya."

Sebuah tim wartawan AFP di atas kapal BRP Cabra, salah satu dari dua kapal Penjaga Pantai Filipina, menyaksikan kapal-kapal Tiongkok mengejar dan mencegat empat kapal Filipina. Salah satu kapal penjaga pantai Tiongkok berada dalam jarak beberapa meter dari Cabra.

Akhirnya, kedua kapal pemasok berhasil mencapai BRP Sierra Madre dan menurunkan muatan mereka.

AFP adalah satu dari tiga media yang diberi kesempatan langka untuk bergabung dengan misi pasokan Filipina ke Second Thomas Shoal, kurang dari tiga pekan setelah kapal penjaga pantai China menggunakan meriam air untuk melawan operasi pasokan serupa.

Insiden itu terjadi pada 5 Agustus, melibatkan kapal Tiongkok yang mencegat salah satu kapal pemasok Filipina. Peristiwa itu memicu pertikaian diplomatik antara Manila dan Beijing.

Ada kecaman internasional yang meluas terhadap tindakan Tiongkok. Tetapi Beijing membela perilakunya tersebut sebagai suatu tindakan "profesional," dan justru menuduh Filipina telah melakukan "pengiriman material konstruksi secara ilegal" ke BRP Sierra Madre.

Tiongkok mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui perdagangan triliunan dolar setiap tahunnya, dan telah mengabaikan keputusan internasional bahwa pernyataannya tidak memiliki dasar hukum.

Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam mempunyai klaim tumpang tindih atas sebagian Laut China Selatan.

Selama ini, Tiongkok telah mengerahkan ratusan kapal untuk berpatroli di Laut China Selatan dan terumbu karangnya. Filipina mengatakan penjaga pantai dan kapal angkatan laut Tiongkok secara rutin memblokir atau membayangi kapal-kapal Manila di sana.

Second Thomas Shoal berjarak sekitar 200 kilometer dari pulau Palawan di Filipina barat, dan lebih dari 1.000 kilometer dari daratan besar terdekat Tiongkok, pulau Hainan.

Angkatan Laut Filipina sengaja mendaratkan BRP Sierra Madre era Perang Dunia II di Second Thomas Shoal pada 1999 untuk menghambat kemajuan Tiongkok di perairan tersebut.

'Kami tidak memerlukan izin'

Di saat misi pasokan Filipina pekan ini berlangsung pada hari Senin, kapal-kapal Tiongkok yang berpatroli di Laut China Selatan tampaknya segera melakukan manuver ke posisinya tak lama setelah kapal pemasok meninggalkan Palawan.

Kapal penjaga pantai Filipina bergabung dengan dua kapal pemasok di Beting Sabina, yang diklaim oleh Manila, pada Senin malam, saat lebih dari 12 kapal Tiongkok, termasuk kapal penjaga pantai, berlayar di dekatnya.

Satu kapal penjaga pantai Tiongkok membuntuti kapal-kapal Filipina yang menjalankan misi pasokan pada malam hari menuju Second Thomas Shoal.

Kapal Tiongkok itu kemudian bergabung dengan tiga kapal penjaga pantai lainnya setelah fajar di hari Selasa. Keempat kapal Beijing itu pun berlayar bersama misi pasokan Filipina.

Suara operator radio di salah satu kapal penjaga pantai Tiongkok terdengar di gelombang udara beberapa saat kemudian, menyatakan "otoritas tak terbantahkan" Tiongkok atas Kepulauan Spratly.

"Dalam semangat humanisme, kami hanya mengizinkan kapal Anda membawa makanan dan bahan-bahan hidup lain yang diperlukan serta personel yang bergilir tanpa bahan bangunan," kata suara itu.

Pasukan Filipina yang ditempatkan di BRP Sierra Madre bergantung pada pasokan untuk bertahan hidup.

Meski misi pasokan terbaru berhasil, juru bicara Penjaga Pantai Filipina untuk Komodor Laut Filipina Barat, Jay Tarriela, mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu ini bahwa kapal-kapal Tiongkok, termasuk "milisi maritim," telah menggunakan "banyak manuver berbahaya" untuk mengganggu kapal-kapal Filipina.

Ia menolak klaim penjaga pantai Tiongkok mengenai "pertimbangan kemanusiaan" dalam mengizinkan pengiriman pasokan.

"Kami tidak memerlukan izin dari siapa pun," tegas Tarriela.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)