Sebuah jembatan di Kamboja hancur akibat serangan udara Thailand, 13 Desember 2025. (EPA-EFE)
Bangkok: Thailand menegaskan tidak akan menghadiri pertemuan jajaran menteri luar negeri ASEAN pada Senin besok dari posisi yang lemah, seraya menetapkan nada tegas dalam pembahasan konflik perbatasan yang sedang berlangsung dengan Kamboja.
Dilansir dari Yeni Safak, Minggu, 21 Desember 2025, pertemuan yang akan digelar di Malaysia itu dijadwalkan membahas bentrokan terbaru Thailand-Kamboja yang menggagalkan kesepakatan damai sebelumnya dan menimbulkan korban sipil di kedua pihak.
Menjelang pertemuan ASEAN, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Maratee Nalita Andamo menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Sihasak Phuangketkeow akan memimpin delegasi Thailand. Ia menegaskan komitmen Bangkok terhadap perdamaian, namun menuding Kamboja tidak menunjukkan ketulusan.
Militer Thailand juga mengecam apa yang disebutnya sebagai penggunaan kekerasan oleh Kamboja terhadap sasaran sipil, termasuk dugaan serangan roket ke rumah-rumah warga dan sebuah rumah sakit.
Tuduhan Balasan Kamboja dan Diplomasi Tiongkok
Di sisi lain, Kamboja mengajukan tuduhan balasan dengan menyatakan bahwa jet tempur F-16 Thailand telah membombardir wilayahnya, menghancurkan sebuah jembatan perbatasan penting serta menyerang area sipil, termasuk sebuah sekolah dasar.
Di tengah meningkatnya upaya diplomasi, Utusan Khusus China untuk Urusan Asia, Deng Xijun, mengunjungi Phnom Penh pada Jumat dan bertemu Perdana Menteri Hun Manet. Kedua pihak menekankan perlunya gencatan senjata segera dan dialog damai, sementara China menyatakan kesiapan untuk berperan konstruktif dalam memfasilitasi perundingan.
Dampak kemanusiaan akibat konflik ini terus bertambah. Otoritas Thailand melaporkan 21 tentara dan satu warga sipil tewas, serta 33 kematian sipil lainnya yang dikaitkan dengan dampak tidak langsung pertempuran. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyebut 18 warga sipil tewas dan 78 orang lainnya luka-luka.
Kekerasan ini terus berlanjut meski sebelumnya telah ditandatangani kesepakatan damai yang dimediasi Amerika Serikat di Kuala Lumpur pada Oktober lalu. Kesepakatan tersebut kemudian ditangguhkan setelah insiden ranjau darat yang melukai sejumlah tentara Thailand.
Konflik ini merupakan eskalasi terbaru dari sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama antara dua negara Asia Tenggara tersebut.
Baca juga:
Thailand Dilaporkan Bom Pusat Kasino di Kamboja