Jepang Manfaatkan Teknologi Drone dan AI untuk Cegah Serangan Beruang

Serangan beruang terhadap manusia terjadi dari waktu ke waktu di Jepang. (Anadolu Agency)

Jepang Manfaatkan Teknologi Drone dan AI untuk Cegah Serangan Beruang

Willy Haryono • 20 December 2025 20:29

Tokyo: Jepang sedang mengembangkan sistem baru berbasis drone dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi serta melacak beruang secara otomatis, menyusul meningkatnya kasus serangan satwa liar tersebut terhadap manusia.

Sistem ini dikembangkan oleh D-Academy Tohoku di Prefektur Akita. Teknologi tersebut memungkinkan pendeteksian beruang dan pengiriman lokasi keberadaan mereka secara real time kepada otoritas melalui aplikasi ponsel.

Dilansir dari Antara, Sabtu, 20 Desember 2025, otoritas setempat menyatakan minat tinggi terhadap sistem ini dan berharap teknologi tersebut dapat mulai digunakan secara operasional pada tahun depan.

Sistem ini memanfaatkan drone berukuran sekitar 98 sentimeter panjangnya, yang dilengkapi kamera penglihatan malam dan kamera inframerah pendeteksi suhu. Ketika laporan penampakan beruang diterima, drone diterbangkan untuk mengambil gambar udara yang kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak AI di komputer.

Apabila beruang teridentifikasi, drone akan beralih ke mode penerbangan otonom untuk melacak pergerakan hewan tersebut. Dengan durasi terbang maksimal sekitar satu jam, pengawasan akan dialihkan ke drone lain apabila daya baterai mulai menipis.

Lokasi beruang yang terdeteksi melalui sistem GPS kemudian dibagikan secara instan kepada pemerintah daerah, kepolisian, serta tim pemburu melalui aplikasi ponsel guna mempercepat respons lapangan.

Untuk meningkatkan akurasi, D-Academy mengembangkan model AI dengan mengumpulkan foto-foto beruang hitam dan beruang cokelat dari kebun binatang di wilayah Kitaakita. Pendekatan ini memungkinkan sistem mengenali beruang meski sebagian besar tubuh hewan tertutup vegetasi, kondisi yang kerap menyulitkan pengamatan manusia.

Peneliti D-Academy Kanako Ishii mengatakan sistem tersebut dirancang agar pencarian beruang di area luas dapat dilakukan dengan sumber daya manusia yang minimal, sekaligus memberikan opsi penanganan lebih dini.

“Dengan deteksi awal, kita memiliki lebih banyak pilihan selain membunuh hewan tersebut,” kata Ishii. “Kami berharap sistem ini dapat meminimalkan pertemuan tak diinginkan antara manusia dan beruang serta mendukung pemisahan yang lebih baik di antara keduanya.”

Selain D-Academy, sejumlah perusahaan lain di Jepang juga mengembangkan teknologi serupa. NTT Docomo Business sejak Oktober bekerja sama dengan sebuah desa di Prefektur Fukushima untuk mendeteksi beruang menggunakan drone. Sementara itu, perusahaan Fujitaka pada November mulai menawarkan drone pendeteksi beruang berbasis AI secara komersial.

Menurut data Kementerian Lingkungan Jepang, jumlah korban serangan beruang di Jepang mencapai 196 orang hingga Oktober tahun ini. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi untuk periode tujuh bulan dalam lima tahun terakhir, berdasarkan laporan yang dirilis pada 17 November.

Baca juga:  Hampir 30 Persen Perusahaan di Jepang Timur Laut Terganggu Serangan Beruang

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)