Fakta-fakta 121 Siswa di PALI Diduga Keracunan MBG: Pusing hingga Dievakuasi ke RS

Kondisi di luar IGD RSUD Talang Ubi, Kabupaten PALI. Foto: Istimewa

Fakta-fakta 121 Siswa di PALI Diduga Keracunan MBG: Pusing hingga Dievakuasi ke RS

M Rodhi Aulia • 6 May 2025 12:40

Jakarta: Suasana darurat menyelimuti sejumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Senin, 5 Mei 2025 Sejumlah siswa, dari tingkat PAUD hingga SMA, terbaring lemah dengan selang infus dan kantong oksigen. Mereka menjadi korban dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang disediakan satu penyedia pangan gizi (SPPG) di wilayah tersebut.

Jeritan panik, tubuh lemas, hingga muntahan mendadak mewarnai ruang-ruang kelas dan kantin sekolah. Setelah menyantap makan siang dari MBG, para siswa mengalami gejala serupa—mual, pusing, dan muntah—yang secara serentak menyerang di rentang waktu 11.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Hingga malam, jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan melonjak drastis. Total 121 siswa kini tercatat sebagai korban, dengan 71 siswa masih menjalani perawatan intensif dan 50 siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan langsung mengirimkan tim surveilans dan pusat krisis ke PALI malam itu juga. Pemeriksaan terus dilakukan, dan sumber utama dugaan keracunan kini tengah dikejar. Apa saja fakta-fakta terbaru dari kasus yang menggegerkan ini?

1. Jumlah Korban Meningkat Jadi 121 Siswa

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel, Deddy Irawan, mengonfirmasi bahwa jumlah siswa yang diduga keracunan meningkat drastis dari 64 menjadi 121 orang. Para siswa berasal dari berbagai jenjang pendidikan.

"Laporan terbaru dari Dinkes PALI ada 121 siswa dari tingkat PAUD, SD, SMP dan SMA yang diduga keracunan usai makan-makanan MBG," ujar Deddy saat dikonfirmasi, Senin, 5 Mei 2025.

Baca juga: MBG di Kabupaten PALI Sumsel Dihentikan Sementara Pascainsiden Keracunan Massal

2. Gejala Seragam usai Makan Siang MBG

Gejala keracunan muncul hanya dalam waktu satu jam setelah para siswa menyantap makan siang. Mual, muntah, dan pusing menjadi pola umum yang dilaporkan oleh sekolah-sekolah terdampak.

"Kondisinya mereka mengalami gejala sekitar pukul 11.00 WIB–12.00 WIB setelah makan siang, makan MBG itu, mengalami mual, muntah, dan pusing," jelas Deddy.

3. Distribusi MBG Dipegang Satu SPPG

Satu penyedia pangan gizi (SPPG) diketahui menjadi sumber distribusi MBG yang dikonsumsi para siswa. SPPG ini melayani ribuan siswa di wilayah tersebut sejak Februari 2025.

"MBG di PALI dimulai sekitar Februari kemarin, sebelum puasa rasanya. Di PALI ada 1 SPPG yang mengakomodir 2 ribu–3 ribu siswa yang ada di dekat situ," ungkap Deddy.

4. Sampel Makanan dan Muntahan Diambil untuk Uji Laboratorium

Dinas Kesehatan PALI telah mengamankan sisa makanan, muntahan siswa, serta air masak dari dapur SPPG sebagai bahan uji laboratorium. Penelusuran penyebab keracunan menjadi prioritas utama saat ini.

"Terkait dugaan keracunan ini, Dinkes PALI sudah mengambil sampel sisa makanan siswa, muntahan, dan sampel yang ada di SPPG. Tim juga mengambil air yang digunakan SPPG untuk masak," tegasnya.

5. 50 Siswa Sudah Pulang, 71 Masih Diobservasi

Dari 121 siswa terdampak, sebagian besar kini dalam kondisi membaik. Sebanyak 50 siswa sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penanganan medis, sementara sisanya masih dirawat untuk observasi lebih lanjut.

"Ada 50 siswa yang sudah diperbolehkan pulang malam ini karena kondisinya sudah membaik. Sisanya, 71 siswa masih dirawat untuk diobservasi lanjutan," ujar Deddy.

6. Tim Krisis Dinkes Sumsel Diterjunkan ke Lokasi

Langkah cepat diambil Dinas Kesehatan Sumsel dengan mengirimkan tim pusat krisis ke lokasi. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel, Deddy Irawan, memastikan dirinya juga akan menyusul ke PALI untuk memantau langsung.

"Tim surveilans dan pusat krisis dari Dinkes Sumsel pada malam ini juga telah diberangkatkan menuju PALI... Saya juga akan ke PALI besok pagi (Selasa pagi)," katanya.

7. Asal Sekolah Korban Masih Diidentifikasi

Pemerintah belum merinci sekolah-sekolah asal para siswa yang terdampak. Namun, karena cakupan SPPG mencakup ribuan siswa dari berbagai jenjang, proses pendataan masih berlangsung.

"Kami belum mendapat detail asal siswa yang terduga keracunan usai menyantap MBG. Tapi jumlahnya sudah jelas meningkat dari awal 64 jadi 121," tutup Deddy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Rodhi Aulia)