Ilustrasi. Foto: dok Blog Modalku.
Husen Miftahudin • 7 February 2025 13:21
Jakarta: Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) yang dikelola PT Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin memperkuat posisinya sebagai sentral ekosistem perdagangan Surat Utang di Pasar Sekunder Indonesia dengan memperlihatkan kinerjanya yang semakin cemerlang sepanjang 2024. Total nilai transaksi SPPA pada 2024 tercatat mencapai Rp246,1 triliun atau meningkat lebih dari 76 persen dibandingkan 2023.
"Dari sisi pangsa pasar, saat ini market share SPPA telah mencapai 16 persen sepanjang 2024 untuk seluruh transaksi interdealer market, atau meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan pada tahun 2023," ungkap Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik melalui keterangan tertulis, Jumat, 7 Februari 2025.
Jeffrey menjelaskan, berbagai upaya secara strategis dan terintegrasi terus dilakukan untuk dapat meningkatkan peran SPPA dalam memudahkan para pelaku pasar. Selain peningkatan fungsi dan kapabilitas teknis SPPA beserta ekosistemnya, BEI juga berupaya terus meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinergi dengan para pelaku pasar, pemangku kepentingan, serta mitra strategis lainnya, baik dalam skala nasional maupun global.
"SPPA kami rancang sedemikian rupa untuk menjawab kebutuhan pelaku pasar Surat Utang di Indonesia, dengan berorientasi kepada kemudahan, efisiensi, dan kenyamanan pengguna jasanya," tambah dia.
Adapun, target BEI dalam peningkatan peran SPPA adalah untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi perdagangan surat utang Indonesia. Terlebih, sejumlah mitra strategis yang menjadi pemimpin pasar global dalam penyediaan sarana informasi perdagangan pasar keuangan dan pasar modal pun telah memulai langkah strategis membangun kemitraan dengan SPPA.
Baca juga: BEI: 8 Perusahaan IPO Senilai Rp3,7 Triliun per Akhir Januari 2025 |