Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. Foto: MI/Adam Dwi.
Insi Nantika Jelita • 2 July 2025 16:40
Jakarta: Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyoroti kekhawatiran dunia usaha atas penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia ke level 46,9 pada Juni 2025. Kontraksi manufaktur disebut semakin dalam dan berlangsung konsisten selama tiga bulan berturut-turut.
Shinta berpandangan terlihat penurunan pesanan baru dari sektor industri secara berturut-turut, yang mencerminkan lemahnya permintaan riil, baik dari konsumen dalam negeri maupun pasar ekspor yang masih stagnan.
"Ini selaras dengan kekhawatiran dunia usaha terhadap daya beli yang belum pulih dan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian," ujar Shinta kepada Media Indonesia, Rabu, 2 Juli 2025.
Lebih lanjut, Shinta menjelaskan penurunan PMI juga dipicu oleh melemahnya output, berkurangnya pembelian bahan baku, serta penurunan jumlah tenaga kerja. Indikator-indikator ini menunjukkan pelaku industri tengah melakukan efisiensi sebagai respons atas tekanan pasar dan meningkatnya beban biaya produksi.
Menurut dia, situasi tersebut menjadi peringatan sektor manufaktur, sebagai tulang punggung penciptaan lapangan kerja nasional, membutuhkan dukungan nyata seperti insentif usaha.
"Dunia usaha menilai perlu adanya percepatan stimulus daya beli, insentif untuk produksi, serta perbaikan menyeluruh pada ekosistem logistik dan energi agar kelangsungan industri dapat terjaga," tuturnya.
| Baca juga: Kontraksi Manufaktur Bikin Investor 'Harap-harap Cemas' Tanam Modal di Indonesia |
