Ilustrasi. Foto: dok Metrotvnews.com
Jakarta: Bagi investor saham, memahami
Indeks MSCI sangat penting karena menjadi acuan global untuk menilai kinerja pasar. Berikut ini adalah penjelasan seputar MSCI dilansir dari laman HSB dan MSCI.
MSCI atau Morgan Stanley Capital International adalah penyedia indeks saham global yang digunakan untuk memantau performa pasar di berbagai negara. Indeks ini kerap dijadikan patokan oleh dana pensiun, reksa dana, dan investor institusi dunia.
Beberapa jenis indeks yang populer antara lain MSCI World yang berisi saham negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, serta MSCI Emerging Markets yang berisi saham negara berkembang termasuk Indonesia.
Syarat masuk MSCI
1. Kapitalisasi pasar besar (minimal
large-cap atau
mid-cap).
2. Likuiditas tinggi (volume perdagangan aktif).
3. Dapat diakses investor asing (tidak ada pembatasan kepemilikan asing).
Di Indonesia, sejumlah
saham yang masuk MSCI per Juli 2025 antara lain Bank Central Asia (BBCA), Chandra Asri Pacific (TPIA), dan Bank Mandiri (BMRI)
Keberadaan indeks ini penting karena menjadi acuan investor global. Masuknya suatu saham ke MSCI biasanya mendorong kenaikan harga akibat pembelian dana asing, sedangkan keluarnya saham dari indeks dapat memicu penurunan harga. MSCI Indonesia juga menawarkan imbal hasil dividen 5,56 persen, lebih tinggi dari rata-rata global.
(Ilustrasi pergerakan saham pada IHSG. Foto: Medcom.id)
Cara daftar MSCI
Perusahaan tidak dapat mendaftar langsung untuk masuk MSCI. Proses seleksi dilakukan otomatis berdasarkan kriteria yang dievaluasi setiap kuartal. Saat rebalancing, saham yang memenuhi syarat akan ditambahkan, sedangkan yang kinerjanya menurun bisa dikeluarkan. Perubahan ini diumumkan secara resmi melalui situs resmi MSCI.
Pada 2025, MSCI Indonesia memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD102,63 miliar, dengan sektor keuangan mendominasi 58,81 persen komposisi indeks. Secara kinerja, indeks ini turun 4,08 persen year-to-date, namun tetap menawarkan valuasi wajar dengan rasio P/E di angka 13,24.
Bagi investor, penting untuk memantau jadwal rebalancing yang biasanya dilakukan pada Februari, Mei, Agustus, dan November. Fokus pada saham-saham likuid dapat membantu mengikuti arus dana asing, sementara diversifikasi tetap diperlukan karena dominasi sektor perbankan di indeks ini.
Indeks MSCI menjadi tolok ukur penting bagi pasar saham Indonesia di mata dunia. Memahami mekanisme dan kriterianya dapat membantu investor menyusun strategi investasi yang lebih tepat. (Muhammad Adyatma Damardjati)